Produksi Minyak Pertamina menyusut: Apa yang terjadi sebenarnya?

0 Komentar

“Kita proyeksikan akhir tahun ini kita tumbuhnya 0%, 417.000 [barel per hari], dikarenakan memang ada sedikit kendala integrity di OSES [Offshore Southeast Sumatera] maupun ada penurunan dari blok produksi yang tidak kita operasikan, kita bukan sebagai operator, yaitu Blok Cepu,” kata Direktur Utama PHE Wiko Migantoro saat RDP dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta,

Namun, Wiko memproyeksikan produksi minyak dari aset luar negeri bakal tumbuh signifikan pada akhir tahun ini. Dia memperkirakan produksi dari aset internasional dapat mencapai 151.000 bopd, hampir dua kali lipat dari realisasi produksi sepanjang 2022 di level 97.000 bopd. Dengan demikian, proyeksi produksi minyak sampai akhir tahun dipatok di angka 568.000 bopd atau naik 10% dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 514.000 bopd.

“Ini sebagian besar datang dari Timur Tengah dari tambahan hak partisipasi kita di Irak dan penambahan produksi kita di Algeria,” kata dia.

Baca Juga:Negara dengan kekuatan Militer lebih besar dari Israel: Mayoritas muslim, apa ada negara Indonesia?Cara mengatasi tembok lembab kala musim hujan tiba

Sementara itu, kinerja produksi gas Pertamina tahun ini relatif baik ketimbang kinerja sepanjang tahun sebelumnya. Kendati outlook tahun ini masih berada di bawah target yang ditetapkan dalam RKAP perseroan. Pertamina memproyeksikan produksi gas akhir tahun dapat mencapai 2.746 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) atau naik 5% dari pencatatan sepanjang 2022 di level 2.624 MMscfd.

Proyeksi itu ditopang oleh kinerja produksi domestik di level 2.381 MMscfd, lebih tinggi dari capaian 2022 sebesar 2.241 MMscfd.

Itulah informasi mengenai Produksi Minyak Pertamina menyusut.

0 Komentar