Anton Mukti Putranto, Ketua Dewan Pembina Vertical Rescue Indonesia, menyatakan bahwa pembangunan jembatan ini memiliki tujuan mulia, yaitu menghubungkan daerah terpencil dan mempersingkat jarak antara Desa Karangbungur dan Wanajaya. Harapannya, jembatan ini dapat menjadi pemercepat perekonomian lokal dan memudahkan akses transportasi, termasuk bagi anak-anak yang harus pergi ke sekolah.
Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi, dan Keuangan Sumedang, Asep Sudrajat, menambahkan bahwa Pemerintah Daerah Sumedang akan berupaya membantu membenahi akses jalan menuju jembatan untuk meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan warga. Meskipun akses jalan saat ini masih tanah dan bebatuan, langkah-langkah akan diambil untuk memastikan infrastruktur di sekitar jembatan juga mendukung mobilitas warga dengan baik.
Kepala Desa Wanajaya, Erwan Riswanto, menjelaskan bahwa sebelum adanya jembatan, sekitar 25 kepala keluarga di Dusun Bobos terisolasi karena terpisahkan oleh aliran Sungai Cikandung. Kondisi ini, menurut Erwan, sangat diidamkan oleh warga untuk segera teratasi. Ia menambahkan bahwa sebelum pembangunan jembatan, pada tahun 1997, ada warga yang meninggal dunia karena hanyut saat menyebrang sungai. Dengan keberadaan Jembatan Gantung, akses dari Dusun Bobos ke Dusun Pari menjadi mudah, dan diharapkan pelayanan terhadap warga yang terpencil dapat menjadi lebih optimal.
Baca Juga:Studi: Pernikahan Mewah, Memungkinkan Makin Tinggi CeraiMenolak RPP Kesehatan: APTI Jabar dan Petani Tembakau Sumedang Bersatu Menjaga Tradisi dan Ekonomi Lokal
Dengan adanya Jembatan Gantung yang megah ini, Desa Wanajaya dan Karangbungur kini dapat melangkah maju menuju masa depan yang lebih terang. Keberhasilan pembangunan jembatan ini menjadi bukti nyata bagaimana kerjasama antara pihak swasta, militer, dan masyarakat dapat menciptakan perubahan positif yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari warga.