sumedangekspres – Srikandi Asal Sumedang Mia Sugiarti Sang Penyelamat Naskah Kuno
Dikutip dari detik.com/jabar Salah seorang guru asal Kabupaten Sumedang yang bernama Mia Sugiarti yang bergelut dan berkecimpung dalam bidang naskah kuno. Ia juga merupakan anggota dari Tim Filolog Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Bahasa Sunda Kabupaten Sumedang.
Mia Sugiarti merupakan seorang guru bahasa Sunda SMPN 1 Rancakalong. Selain guru ia juga merupakan seorang presenter salah satu TV lokal di sumedang dan Anggota Taji Larang atau komunitas Pelestari Warisan Budaya berupa benda, lisan dan tulisan.
Ia juga berkecimpung juga dalam menerjemahkan beberapa naskah kuno seperti di antaranya adalah naskah Carios Babad Awak Salira dan Kitab Waruga Jagat, Prabu Siliwangi.
Baca Juga:Panwascam Kecamatan Ganeas Gelar Sosialisasi Jelang Kampanye PemiluPara Buruh di Garut Demo Tuntut Kenaikan UMK 2024, Rekayasa Jalan Kota di Berlakukan
Naskah Carios Babad Awak Salira sendiri merupakan sebuah naskah kuno yang isinya menjelaskan tentang ajaran Tasawuf yang disampaikan secara ringan berdasarkan contoh kehidupan masyarakat Sunda.
Ketertarikan Mia Sugiarti pada sebuah naskah kuno berawal saat dirinya kuliah di Universitas Padjadjaran dengan mengambil jurusan Sastra Sunda.
Saat berkuliah ia mempelajari mata kuliah filologi, salah satu mata kuliah yang mengungkap hasil budaya suatu bangsa melalui kajian bahasa pada peninggalan masa lampau dalam bentuk tulisan yaitu berupa naskah kuno, yang isinya memuat berbagai macam pengetahuan dan informasi yang bisa diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari bahkan untuk bekal di masa yang akan datang.
Selain alasan itu ketertarikan Mia pada sebuah naskah kuno lantaran terpacu oleh lingkungan tempat tinggalnya yang masih banyak menyimpan naskah kuno yang belum diterjemahkan bahkan beberapa di antaranya terabaikan.
Menurut penuturan warga bahkan ada naskah yang tidak sengaja dibakar karena dipercaya mengandung nilai magis yang dapat membahayakan apalagi dilihat dari bentuk fisiknya yang sudah usang dan tulisannya tidak mereka pahami, untungnya sudah ada upaya dari tim filolog MGMP yang bekerja sama dengan Disparbudpora sehingga beberapa naskah sudah berhasil diselamatkan yang pada akhirnya akan diteliti
Ia juga terus memperdalam keilmuannya tentang naskah kuno yang didigitalisasi dari mulai transkripsi (alih aksara) hingga proses transliterasi (alih bahasa).