Mia penyelamat naskah kuno di Sumedang: Ketertarikan naskah kuno sejak kuliah di UNPAD!

Mia penyelamat naskah kuno di Sumedang
Mia penyelamat naskah kuno di Sumedang(ist)
0 Komentar

Berangkat dari sana, ia pun terus memperdalam keilmuannya tentang menerjemahkan naskah kuno. Hingga kemudian ia pun turut bergabung dalam sebuah tim Filolog MGMP Bahasa Sunda Kabupaten Sumedang.

Dalam pelaksanaanya, saya belajar lebih mendalam bagaimana menggarap secara langsung tentang naskah kuno yang didigitalisasi tersebut dari mulai proses transkripsi (alih aksara) hingga proses transliterasi (alih Bahasa)

Saat Mia Sugiharti, guru SMPN1 Rancakalong melakukan proses digitalisasi naskah Kuno di kabupaten Sumedang bersama tim Perpusnas. Foto: Nur Azis/detikJabar

Baca Juga:Kampanye dimulai hari ini di Sumedang: KPU himbau untuk taati peraturan!Oli bekas jangan dibuang! Benarkah Limbah oli bekas bisa jadi uang?

Mia sendiri kini telah mampu menerjemahkan naskah kuno yang menggunakan aksara Sunda Buhun (Kuno), aksara Arab, dan aksara Cacarakan atau Hanacaraka.

Menurut Mia, minimnya akses untuk mempelajari atau memahami tentang ajaran yang terkandung dari naskah kuno menjadi salah satu penyebab kenapa banyak orang yang tidak mengenali lagi tentang sebuah ajaran leluhur.

Padahal naskah-naskah kuno itu memuat berbagai pengetahuan dan informasi yang perlu diperkenalkan dan dipelajari masyarakat luas, terutama kepada generasi muda

Masih menurut Mia, padahal nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam sebuah naskah kuno dapat menjadi sebuah tameng untuk membendung derasnya pengaruh budaya luar yang beberapa di antaranya tidak sesuai dengan karakter dari bangsa Indonesia.

Upaya Penyelamatan Naskah Kuno
Bagi Mia, keberadaan Tim Preservasi dan Digitalisasi Naskah Kuno dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia seolah menjadi titik terang dalam upaya menyelamatkan naskah-naskah kuno yang tersebar di seluruh Indonesia.

Mia menyebut, naskah kuno asli memiliki bentuk yang bermacam-macam. Di antaranya ada yang terbuat dari kertas, lontar, kulit kayu, bambu dan bahan lainnya. Dalam mendigitalisasikan naskah-naskah tersebut memerlukan proses atau teknis tersendiri.

Ini harus melalui media lain yakni melalui bentuk mikro terlebih dahulu. Setelah itu dialih mediakan dalam bentuk digital. Hal ini yang berarti semua nanti bisa diakses dengan cepat melalui internet karena Google bisa menginformasikan berbagai hal dengan cepat mudah dan cepat.

Baca Juga:Prediksi jadwal hujan menurut BMKG di Kabupaten SumedangNyamuk Wolbachia disebar di Bandung: Ini kata Kemenkes RI!

Ia bersama timnya berharap naskah-naskah kuno yang telah berhasil dikumpulkan dapat segera selesai diterjemahkan. Kemudian untuk naskah-naskah kuno yang masih berada di masyarakat dapat segera dikumpulkan agar selanjutnya dapat diteliti terkait nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

0 Komentar