Klarifikasi Bawaslu: Video Kontroversial Gibran Rakabuming Raka di Acara Jalan Sehat

Video Kontroversial Gibran Rakabuming Raka di Acara Jalan Sehat
Video Kontroversial Gibran Rakabuming Raka di Acara Jalan Sehat (ist/pin/60dtk.com)
0 Komentar

sumedangekspres – Beredar video yang memperlihatkan calon presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka membagikan barang serupa amplop saat jalan kesehatan di Makassar, Sulawesi Selatan.

Kejadian ini tak hanya membuat geger publik, namun juga memancing reaksi beragam di media sosial. Menanggapi konflik ini, Dede Arwinsyah, Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Makassar, memberikan penjelasan resmi.

Dia mengungkapkan, Bawaslu mendalami isi barang yang dibagikan Gibran Rakabuming Raka. Hasilnya, yang dibagikan bukan amplop, melainkan gantungan kunci berupa karakter anime bergambar wajah calon wakil presiden.

Baca Juga:Kompolnas Pantau Kampanye Pemilu 2024 di Polda Jabar: Kondusif dan ProfesionalStrategi DPKP Sumedang dalam Mengatasi Peredaran Rokok Ilegal

Dede Arwinsyah menegaskan, tidak ada money politics dalam kejadian tersebut. Politik uang sendiri mengacu pada praktik politik di mana pemilih menerima uang atau hadiah untuk mempengaruhi dukungannya.

Penjelasan Bawaslu ini diharapkan dapat meredam spekulasi dan kekhawatiran yang muncul di masyarakat. Bawaslu Makassar membantah keras rujukan kebijakan moneter dalam penampilan Rakabuming Raka Gibran pada acara jalan sehat.

Mereka menekankan pentingnya berita nyata dan tidak terprovokasi informasi yang belum dikonfirmasi.

Reaksi masyarakat beragam menyusul klarifikasi ini. Sejumlah pihak merasa lega dan mengapresiasi keterbukaan Bawaslu dalam menjawab pertanyaan tersebut. Tentu saja ada yang skeptis dan mempertanyakan keabsahan klarifikasi tersebut.

Penting untuk diingat bahwa dalam suasana politik, terutama menjelang pemilihan umum, setiap peristiwa atau aktivitas seorang kandidat dapat menjadi perhatian publik dan pihak terkait serta dapat dianalisis secara mendalam.

Oleh karena itu, keterbukaan dan kejujuran dalam menyikapi hal-hal tersebut merupakan kunci menjaga integritas proses demokrasi.***

0 Komentar