sumedangekspres – Jumat, 1 Desember 2023, Desa Cijambu, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang menjadi saksi kejadian dramatis akibat hujan deras yang mengguyur pada Kamis sore hingga malam.
Kejadian tersebut menyebabkan ruas jalan Tungturunan-Cijambu nyaris terputus, menciptakan kondisi darurat yang memerlukan respons cepat dari aparat desa dan warga setempat.
“Ini resiko, pagi hari ini tadinya sudah bersiap ke kantor. Tapi ya, melihat jalan nyaris terputus terpaksa turun langsung membereskan bersama warga lainnya,” ungkap Kepala Desa Kadakajaya, Pepen Supendi, dengan nafas tersengal dan keringat.
Baca Juga:Pukul 00:21 WIB Kabupaten Kuningan Diguncang Gempa Bumi Tektonik DangkalStadion Watubelah Cirebon Sudah Habiskan Rp228 Miliar, dan Kini Masih Butuh Rp500 Miliar?
Sebagai langkah awal dalam mengatasi keadaan darurat, Pepen dan Ketua BPD Desa Cijambu, Aep Mahmud, bersama aparat Desa Kadakajaya lainnya, berusaha melakukan perbaikan seadanya pada Jumat pagi.
Langkah pertama yang diambil adalah membersihkan tanah dan lumpur, serta memasang pagar area dan pita kuning sebagai tanda pengaman sementara.
“Sementara ini masih membuat tanda pengaman saja, berupa pita kuning menutupi area yang longsor,” jelas Pepen.
Pepen menambahkan bahwa sebelumnya, lokasi tersebut sudah pernah mengalami longsoran pada tahun sebelumnya.
Namun, dengan posisinya yang berada di tempat curam dan kedalaman sekitar 15 meter, penanganan masalah ini menjadi semakin kompleks.
“Saya khawatir jika hujan deras lagi, akan terjadi abrasi dan longsor, dan membuat jalur menuju Desa Cijambu terputus total,” tuturnya dengan keprihatinan.
Saat ini, jalan tersebut masih dapat dilalui untuk kendaraan roda empat dengan satu jalur selebar sekitar 2 meter.
Baca Juga:Yana Mulyana Terbukti Bersalah: Dituntut Penjara 5 Tahun dan Denda Rp200 JutaBangga! Damkar Jakarta Menangkan Berbagai Kategori Lomba di Singapore-Global Firefighting and Paramedics Challenge
Meskipun demikian, jalur ini merupakan jalur utama lalulintas menuju Desa Cijambu, sehingga kekhawatiran terhadap keselamatan dan kelancaran akses menjadi hal yang mendesak untuk diselesaikan.
Menariknya, hingga pagi hari, belum ada pihak dari UPTD PU Kecamatan Tanjungsari yang meninjau lokasi untuk memberikan petunjuk teknis mengatasi kondisi darurat ini.
Pepen menyoroti kurangnya penerangan di jalur tersebut pada malam hari, yang dapat meningkatkan risiko keselamatan.
“Hingga pagi ini, belum ada dari pihak UPTD PU Kecamatan Tanjungsari yang meninjau lokasi yang untuk petunjuk teknis mengatasi kondisi darurat,” ungkap Pepen.
Oleh karena itu, kepala desa berharap adanya koordinasi segera dengan pihak terkait untuk mencari solusi yang lebih permanen sebelum terjadi bencana yang lebih parah lagi.