Kesigapan dan inisiatif dari Pepen Supendi dan aparat desa setempat mencerminkan tanggung jawab mereka terhadap keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
Meskipun bukan tanggung jawab langsung mereka, namun mereka bersama aparat desa lainnya merespons cepat dan berupaya melakukan perbaikan seadanya untuk menjaga akses jalur dan keselamatan warga.
Langkah awal yang diambil adalah membersihkan tanah dan lumpur yang menutupi jalur, diikuti dengan pemasangan pagar area dan pita kuning sebagai tanda pengaman sementara. Meskipun langkah ini bersifat sementara, tetapi perlu dilakukan untuk memberikan peringatan kepada masyarakat agar berhati-hati saat melintas di jalur tersebut.
Baca Juga:Pukul 00:21 WIB Kabupaten Kuningan Diguncang Gempa Bumi Tektonik DangkalStadion Watubelah Cirebon Sudah Habiskan Rp228 Miliar, dan Kini Masih Butuh Rp500 Miliar?
“Sementara ini masih membuat tanda pengaman saja, berupa pita kuning menutupi area yang longsor,” ujar Pepen.
Pepen menekankan bahwa lokasi tersebut sudah pernah mengalami longsoran pada tahun sebelumnya.
Kendala yang dihadapi adalah posisi yang curam dengan kedalaman sekitar 15 meter, membuat penanganan masalah ini menjadi kompleks.
Ketakutan Pepen terhadap potensi abrasi dan longsor lebih lanjut menjadi dasar kekhawatirannya terhadap keselamatan warga.
“Saya khawatir jika hujan deras lagi, akan terjadi abrasi dan longsor, dan membuat jalur menuju Desa Cijambu terputus total,” ungkap Pepen.
Meskipun saat ini jalur masih dapat dilalui untuk kendaraan roda empat dengan satu jalur selebar sekitar 2 meter, tetapi jalan tersebut merupakan jalur utama lalulintas menuju Desa Cijambu. Oleh karena itu, koordinasi dengan pihak terkait menjadi penting untuk mencari solusi yang lebih permanen dan mencegah terjadinya bencana lebih lanjut.