sumedangekspres – Mari Kencangkan Suara Mahasiswa Menolak Politik Dinasti dan Pelanggaran HAM, Medan, Suara mahasiswa lintas perguruan tinggi di Medan terdengar lantang ketika ratusan mereka berkumpul dalam mimbar bebas yang digelar di Kampus Universitas Katolik (Unika) Santo Thomas.
Suara Mahasiswa Menolak Politik Dinasti dan Pelanggaran HAM
Suasana penuh semangat untuk menyuarakan penolakan terhadap politik dinasti dan kehadiran calon presiden yang diduga terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia.
Menurut Mujur Leonardo Manalu, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Unika Santo Thomas, Pemilihan Presiden 2024 menampilkan panggung politik dinasti yang menjadi sorotan utama.
Baca Juga:Menggugat Dinasti Politik Suara Ribuan Mahasiswa yang Bergemuruh di Sumatra UtaraRahasia Terbesar Unpad Terungkap Kolaborasi Super dengan Industri Raksasa!
Lebih lanjut, dia menyayangkan putusan Mahkamah Konstitusi yang dipandang cacat prosedural dan melanggar konstitusi demi kepentingan golongan tertentu. “Keputusan Mahkamah Konstitusi telah melukai hukum dan masyarakat. Oligarki telah melegitimasi peraturan yang hanya menguntungkan kelompok tertentu,” tegas Mujur.
Dalam pandangannya, kehadiran calon pemimpin haruslah dipilih secara cermat oleh masyarakat pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang, untuk menghindari politik dinasti dan pelanggaran hak asasi manusia.
“Mimbar bebas ini adalah panggilan untuk menolak politik dinasti dan melawan pelanggaran HAM. Sebagai mahasiswa, kami ingin masyarakat dapat membuat pilihan yang cerdas,” papar Mujur, sambil menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menentukan masa depan politik.
Acara tersebut juga menampilkan sejumlah tokoh dari berbagai profesi, seperti seniman, budayawan, dosen, dan tokoh masyarakat yang menyampaikan pandangan mereka dalam orasi-orasi yang disampaikan.
Sementara itu, Prof. Dr. Maidin Gultom, Rektor Unika Santo Thomas, memandang bahwa demokrasi merupakan fondasi utama bangsa yang harus dijaga bersama.
Ia menyambut baik keberadaan mimbar bebas ini sebagai bagian dari upaya untuk menjaga nilai-nilai demokrasi sebagai identitas bangsa.
“Demokrasi bukan hanya tentang pemilihan umum, tetapi juga tentang partisipasi aktif dan kebebasan berekspresi.
Baca Juga:Misi Kemenangan Persib Bandung Catat Jadwal Seru Lawan PSM Makassar, Persik Kediri, dan Bali United di Liga 1Warga Terharu! Pengalaman Emosional dalam Jum’at Curhat Bersama Polsek Ganeas
Mari jadikan mimbar bebas ini sebagai wadah untuk bersuara dan menjadi agen perubahan yang konstruktif,” ungkap Maidin.
Sebagai seorang akademisi, Maidin merasa memiliki tanggung jawab besar untuk berperan aktif dalam membangun demokrasi yang sehat dan kuat.
Kehadiran mahasiswa di acara ini, menurutnya, adalah bukti kesadaran akan peran mereka dalam memperjuangkan demokrasi dari segala ancaman.