Warisan Bersejarah Benteng Panjoenan di Gunung Koentji Sumedang

Benteng Panjoenan di Gunung Koentji Sumedang
Benteng Panjoenan di Gunung Koentji Sumedang/ist
0 Komentar

sumedangekspres – Sebagai sebuah kota yang kaya akan kearifan lokal dan warisan sejarah, Sumedang memiliki sebuah permata bersejarah yang tak terlupakan, yaitu Benteng Panjoenan di Gunung Koentji.

Benteng ini bukan hanya sebuah bangunan bersejarah yang megah, tetapi juga saksi bisu dari peristiwa-peristiwa menentukan yang terjadi pada masa Perang Dunia I.

Dengan letaknya yang strategis dan keindahan alam di sekitarnya, Benteng Panjoenan memiliki potensi besar sebagai tujuan wisata sejarah dan edukasi.

Letak dan Keunikan Benteng 

Baca Juga:BPBD Kabupaten Sumedang Berikan Bantuan Kepada Warga yang Terkena Dampak Bencana AlamCPNS Kabupaten Sumedang didorong Harus Menjadi ASN yang Kreatif dan Inovatif

Benteng Panjoenan terletak sekitar 45 kilometer arah timur laut dari Kota Bandung, menjadikannya sebagai salah satu daya tarik utama Kabupaten Sumedang.

Keunikan benteng ini tidak hanya terletak pada nilai sejarahnya, tetapi juga pada posisinya yang strategis di puncak bukit, menjadikannya sebagai pengawas utama wilayah antara Bandung dan Cirebon.

Koordinat astronomis Benteng Panjoenan adalah 06°51’21” Lintang Selatan dan 107°55’04.3” Bujur Timur, berada pada ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.

Dikelilingi oleh hutan lindung yang dikelola oleh Perhutani Kabupaten Sumedang, benteng ini menyatu dengan alam sekitarnya, memberikan pengalaman berwisata yang unik.

Benteng Sebagai Peninggalan Perang Dunia I

Periode Perang Dunia I, yang terjadi antara tahun 1914-1918, adalah salah satu babak gelap sejarah dunia yang melibatkan hampir seluruh negara dan kerajaan di Eropa.

Revolusi industri pada masa itu membawa perubahan besar dalam teknologi militer dan strategi pertahanan. Benteng Panjoenan, bersama dengan beberapa benteng lain di Sumedang, menjadi saksi sejarah dari peristiwa tersebut.

Gunung Koentji, bersama dengan Gunung Palasari dan Pasirlaja, menyimpan jejak-jejak perang dengan bentuk bangunan pertahanan.

Baca Juga:Baznas Sumedang Salurkan Infak Kemanusiaan Rp 461 Juta untuk Palestina: Bersatu dalam Membantu SesamaInilah Solusi Pemkab Sumedang untuk Wujudkan Bebas HIV/AIDS

Denah benteng menunjukkan struktur yang menarik, terdiri dari kelompok bangunan di dalam tembok berbentuk oval.

Bagian oval yang menjorok ke utara dan selatan dulu diduga sebagai tempat meriam dengan kaliber besar.

Di dalam tembok, terdapat kelompok bangunan yang berada di bawah tanah, seperti Kelompok I, IV, dan V. Kelompok I memiliki dua ruang berbentuk lingkaran yang dulunya digunakan sebagai tempat meriam atau senapan mesin.

0 Komentar