sumedangekspres- Masyarakat gemar belajar dapat terwujud apabila setiap warga selalu mencari dan menemukan sesuatu yang baru dan bermakna, menunjukkan kemampuan dan mengembangkan melalui kegiatan belajar. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang harus diberikan kepada manusia seumur hidup. Tidak hanya pendidikan yang diselenggarakan di sekolah (formal), akan tetapi pendidikan informal dan non formal di kalangan keluarga dan masyarakat pun diperlukan.
Dalam perkembangan masyarakat yang semakin dinamis, penyelenggaraan pendidikan harus diupayakan dengan usaha-usaha kreatif yang dapat meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat. Tidak hanya pendidikan formal saja namun pada pendidikan non formal maupun informal sekalipun dapat dilakukan.
Pendidikan pada akhirnya harus dapat menjadi kesadaran semua orang. Bagaimana mengelola dirinya dan bertanggung jawab atas kehidupan pribadi dan sosialnya. Karena, hakikat pendidikan adalah menjadikan seseorang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain.
Baca Juga:Panwascam Cimalaka Beberkan Aturan Masa KampanyeKampanye Dimulai, Panwascam Darmaraja Belum Temukan Pelanggaran
Bagi sebagian orang menjadi seorang guru bukanlah perkara sulit. Walaupun bukan dari latar belakang pendidikan, mereka tetap bisa mengajar, membuat soal, mengoreksi soal, bahkan cara mengajar mereka lebih baik dari guru yang memiliki latar belakang pendidikan. Lantas apakah dengan hal-hal tersebut menjadi selesai tugas seorang guru ?
Namun dalam hal ini, serasa ada yang bertentangan dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru. Di mana bagi seorang guru tidak hanya harus bisa mengajar, namun juga seorang guru harus bisa menjadi sumber inspirasi bagi siswanya. Dan, hal tersebut bukanlah hal mudah untuk dilakukan, namun bukan tidak mungkin untuk dilaksanakan.
Een Sukaesih (almarhumah Wak Een) adalah guru difabel perintis Rumah Pintar di Sumedang, sosok pendidik dan anggota masyarakat yang telah menunjukan bahwa pendidikan itu dapat dilakukan oleh siapa saja. Dalam segala keterbatasan sekali pun tetap memberikan manfaat bagi orang lain.
Jiwa yang tertanam dalam hati, serta komitmen Wak Een yang tinggi untuk menjadi guru tetap dilakukan meskipun secara fisik saat itu beliau sakit. Semasa hidupnya, Een Sukaesih sempat berpesan kepada Ibu dan Bapak Guru, di mana beliau sampaikan dalam sebuah buku biografi Een Sukaesih Sang Guru Qolbu (2013) yang ditulis H.M. Zainudin sebagai berikut :