Lalu bagaimana caranya menjadi Guru Inspiratif ?
Berdasarkan sumber literatur yang penulis dapatkan dari tulisannya Saprilina Ginting, S.Pd, bahwa untuk menjadi guru yang inspiratif salah satunya dengan menggunakan PAIKEM.
Apa itu PAIKEM ? Adalah akronim dari Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif dan Menyenangkan. Karena dengan menggunakan PAIKEM dapat menginspirasi murid untuk berfikir. Sehingga rasa ingin tahu siswa berkembang dan perubahan yang terjadi pada diri anak ke arah yang lebih baik mudah terjadi.
Padahal, seperti yang diimbuhkan mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, kisah Guru Een sangat menginspirasi banyak pihak, terutama kalangan guru, bukan saja di Jawa Barat dan Indonesia. Bahkan mungkin dunia.
Baca Juga:Panwascam Cimalaka Beberkan Aturan Masa KampanyeKampanye Dimulai, Panwascam Darmaraja Belum Temukan Pelanggaran
“Jadi, sangat diperlukan sekali tulisan tentang kisah hidupnya yang habis dibaktikan khusus buat mengajar anak-anak untuk dijadikan literatur yang hidup dan membumi.” (Sumeks 21/5/2015).
Agama Islam Sangat Memerioritaskan Ilmu dan Pendidikan
Sebagaimana keterangan dari dalil-dalil Nabi Muhammad Saw melalui hadits-haditsnya sebagai berikut :
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَدِّبُوْا اَوْلَادَكُمْ عَلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ : حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ اَهْلِ بَيْتِهِ وَ قِرَأَةُ الْقُرْأَنِ فَإِنَّ حَمْلَةَ الْقُرْأَنُ فِيْ ظِلِّ اللهِ يَوْمَ لَا ظِلٌّ ظِلَّهُ مَعَ اَنْبِيَائِهِ وَاَصْفِيَائِهِ (رَوَاهُ الدَّيْلَمِ )
Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi kalian dan keluarganya serta membaca Al-Qur’an, karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi Al-Qur’an akan berada di bawah lindungan Allah, diwaktu tidak ada lindungan selain lindungan-Nya bersama para Nabi dan kekasihnya” (H.R Ad-Dailami)
Bahwa kita dituntut sebagai orang tua, wali atau pun guru untuk mendidik anak-anak kita dalam tiga perkara, yaitu mencintai Nabi Muhammad Saw, mencintai keluarganya dan mencintai Al-Qur’an. Ketiga hal inilah yang akan menjadilan pedoman dalam pelaksanaan kehidupan di rumah tangga atau pun di lingkungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kita pun sebagai orang tua atau kepala keluarga memiliki tanggung jawab untuk diri pribadi dan keluarga dari ancaman api neraka sebagaimana Allah SWT mengingatkan dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat : 6, yaitu :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”