sumedangekspres– 13 Puskesmas Sumedang menampung ODHIV, Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.
HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang kini terus menggencarkan perawatan dan pengobatan para pengidap HIV/Aids atau dikenal ODHIV (Orang Dengan HIV). Bahkan pemerintah berusaha mendekatkan pelayanan PDP (Perawatan Dukungan Pengobatan) ke daerah domisili para ODHIV.
Baca Juga:Apakah Hujan Es Bisa Dikonsumsi: Cek Faktanya!Perkiraan Cuaca 4 Desember 2023 di Wilayah Jawa Barat: Waspada Hujan Petir Disejumlah Titik!
Yang asalnya pelayanan PDP hanya bisa dilayani di RSUD Sumedang, kini bisa dilayani di puskesmas. Ada 13 Puskesmas di wilayah Kabupaten Sumedang yang melayani PDP untuk para ODHIV.
Ke-13 puskesmas tersebut antara lain:
1. Puskesmas Tanjungsari.
2. Puskesmas Haurngombong (Kecamatan Pamulihan).
3. Pukesmas Rancakalong.
4. Kotakaler (Kecamatan Sumedang Utara).
5. Puskesmas Situ (Kecamatan Sumedang Utara)
6.Puskesmas Ganeas
7 Puskesmas Cimalaka
8. Puskesmas Paseh.
9. Puskesmas Tomo.
10 Puskesmas Darmaraja
11. Puskesmas Jatinunggal.
12. Puskesmas Buahdua
13. Puskesmas Sukamantri (Kecamatan Tanjungkerta).
“Puskesmas yang belum aktivasi layanan PDP untuk ODHIV, yakni Puskesmas Jatinangor dan Puskesmas Sumedang Selatan,” ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes, Deti Rahmawati
Ia mengatakan, keberadaan ke-13 puskesmas tersebut, untuk menjawab keluhan para pasien ODHIV. Mereka mengeluh karena untuk memeriksakan kesehatan sekaligus mengobati penyakitnya, harus ke RSUD Sumedang yang jaraknya jauh dan berat diongkos.
“Nah, sekarang tidak ada alasan lagi bagi para pasien ODHIV untuk tidak memeriksakan kesehatan dan pengobatan karena alasan jauh atau berat diongkos,” ujar Deti. Menurut dia, di puskesmas yang melayani PDP tersebut, para ODHIV akan diambil sampel HIV. Setelah itu, pasien akan dilakukan pengobatan selama 6 bulan.
“Nanti, akan di cek lagi, apakah penyakitnya masih menular atau tidak?” katanya. Tak hanya mendekatkan pelayanan saja, kata Deti, para petugas puskesmas pun bisa jemput bola ke lapangan.