sumedangekspres – Pj Gubernur Bey Machmudin menetapkan keadaan darurat di Provinsi Jawa Barat hingga 31 Maret 2024. Keputusan ini bukan sekadar peringatan, tapi juga langkah preventif jika terjadi bencana alam yang mungkin terjadi di wilayah tersebut.
Bey mengatakan, langkah tersebut penting untuk mengingatkan para Kepala daerah di 27 wilayah agar waspada dan siap menghadapi kemungkinan terjadinya kejadian alam yang tidak terduga. Karena kepekaan alamnya, Jawa Barat menjadi salah satu provinsi yang sangat rentan terhadap berbagai bencana.
Pentingnya meningkatkan kesiapsiagaan menjadi sorotan utama pernyataan Bey. Ia menegaskan, Belanja Tidak Terduga (BTT) digunakan dalam anggaran yang disiapkan untuk pencegahan dan penanganan bencana alam.
Baca Juga:Tragedi Meninggal Dunia di Stasiun Bandung: Mayat Pria Ditemukan di dalam Mobil SedanPembangunan Jembatan Sungai Cilutung Hubungkan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Majalengka
Bey menegaskan, ketika kondisi berubah dari siaga menjadi darurat, dana tersebut akan diarahkan untuk tanggap bencana. Bey menyoroti bencana alam yang terjadi khususnya tanah longsor di beberapa tempat seperti Sukabumi, Ciamis dan Cililin, Kabupaten Bandung Barat.
Pada 2 Desember 2023, Bey melakukan peninjauan langsung ke lokasi longsor di Desa Buninagara, Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat. Hal ini dilakukan untuk memastikan berfungsinya langkah-langkah penanggulangan bencana secara optimal.
Tak hanya sekedar memantau, Bey juga merekomendasikan tindakan cepat dalam menghadapi bencana tersebut. Mulai dari menjamin keselamatan masyarakat terdampak hingga menjaga kelangsungan aktivitas perekonomian.
Bey mengungkapkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pasukan gabungan dikerahkan untuk mengevakuasi material longsor dengan alat berat. BPBD Jabar juga mengirimkan alat berat dan barang kebutuhan pokok untuk membantu proses penanganan bencana.
Bey tidak hanya fokus pada kejadian tertentu, namun menghimbau masyarakat Jabar untuk selalu mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, tanah longsor, dan banjir.
Imbauan ini sangat penting terutama pada musim hujan yang dapat meningkatkan risiko bencana. Langkah nyata dan imbauan kewaspadaan yang dilakukan Bey mencerminkan komitmennya terhadap penanggulangan dan pencegahan bencana alam di Jawa Barat.
Harapannya, kegiatan tersebut dapat membantu masyarakat menghadapi situasi yang selalu berubah akibat potensi bencana alam.***