Kapal Pinisi Memiliki Sejarah di Negeri Seribu Bahari, Dilukis Oleh Google Doodle

Kapal Pinisi Memiliki Sejarah di Negeri Seribu Bahari, Dilukis Oleh Google Doodle
Kapal Pinisi Memiliki Sejarah di Negeri Seribu Bahari, Dilukis Oleh Google Doodle(ilustrasi/ist/pint)
0 Komentar

sumedangekspres – Kapal Pinisi Memiliki Sejarah di Negeri Seribu Bahari, Dilukis Oleh Google Doodle, Saat angin berbisik di lautan luas, jejak-jejak nenek moyang bangsa Indonesia tak hanya terukir dalam sejarah. Mereka menyusuri samudra dengan kapal-kapal yang memancarkan keanggunan budaya, kini menjadi warisan yang memukau dalam bentuk kapal pinisi.

Dahulu, kapal pinisi menjadi sahabat setia para pelaut Konjo, Bugis, dan Mandar dari Sulawesi Selatan.

Kapal Pinisi Memiliki Sejarah

Mengangkut beban perdagangan, kapal ini mengukir cerita di atas gelombang lautan. Tak pelak, keindahan kapal-kapal ini kini juga menjadi daya tarik bagi para wisatawan.

Baca Juga:Waspada Curanmor di Cisitu Honda Beat Raib Digondol MalingKapal Pinisi Kekayaan Budaya yang Dilukis di Google Doodle Hari Ini

Ciri khas Kapal Pinisi Memiliki Sejarah amat mudah dikenali. Dengan 7-8 layar serta 2 tiang utama di bagian depan dan belakang, kapal ini menampilkan keanggunan tradisional Indonesia.

Kekhasan lainnya terletak pada bahan pembuatannya yang terbuat dari empat jenis kayu yakni kayu besi, kayu bitti, kayu kandole/punaga, dan kayu jati.

Proses pembuatan Kapal Pinisi Memiliki Sejarah sendiri masih berlangsung di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, tepatnya di tiga desa, yaitu Desa Tana Beru, Bira, dan Batu Licin.

Prosesnya sendiri mengikuti tradisi turun temurun, yang memiliki makna dan filosofi mendalam.

Tahap pertama dimulai dengan penentuan hari baik untuk mencari kayu, yang diyakini sebagai simbol rezeki yang selalu ada.

Kemudian, tahap kedua memasuki proses menebang, mengeringkan, dan merakit kayu-kayu tersebut. Memakan waktu berbulan-bulan, tahap ini membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi.

Sementara pada tahap ketiga, kapal pinisi diluncurkan ke laut setelah melalui upacara maccera lopi, sebuah ritual penyucian yang diawali dengan penyembelihan hewan ternak.

Baca Juga:Kompleks Elite Terendam Banjir, Gorong-gorong Dikritik sebagai Sumber MasalahKunjungan Pj Bupati Sumedang Ke Pamulihan, Seruan Penting Menjaga Keselamatan di Tengah Ancaman Bencana Alam

Semua proses ini menjadi simbol nilai filosofis dalam kehidupan, mengajarkan tentang kerja keras, kerjasama, keindahan, serta menghargai alam.

Tak heran jika keindahan dan nilai budaya yang tersemat dalam kapal pinisi membuatnya diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada tahun 2017.

Kapal pinisi bukan lagi hanya sarana perdagangan nenek moyang, tetapi juga menjadi daya tarik wisata di berbagai destinasi di Indonesia.

0 Komentar