Sekadar diketahui, Dede telah memiliki kemampuan berkesenian dari sejak duduk dibangku SMA yakni bernyanyi sambil memainkan alat musik organ tunggal.
Dede pun menceritakan bagaimana awal mula sampai ia bisa digandeng oleh Obwis Kampung Karuhun yang bagi Dede adalah penolongnya saat itu.
Jadi awalnya, ada salah satu sekolahan yang mengundang ke Kampung Karuhun untuk main musik. Dari sana ia kemudian bertemu dengan pemilik Kampung Karuhun lalu tiba-tiba saja pemilik Kampung Karuhun itu menawari saya untuk tampil setiap hari Sabtu dan Minggu
Baca Juga:Diva Sumedang Adakan Konser Tunggal di Malaysia: Tiket Konser Rossa Habis Terjual!Akan Dilaksanakan Debat Perdana Capres: Bagaimana Pengamanan Disekitar Lokasi?
Dari sanalah, perekonomian Dede bersama keluarganya cukup terbantu dan ia pun bisa mempertahankan profesinya sebagai guru honorer.
Seiring berjalannya waktu, Dede pun lambat laun mulai mendapatkan honor dari sekolah mulai dari Rp200.000 hingga mendapatkan bantuan honor dari Provinsi Jawa Barat setiap bulannya yang semula Rp2.040.000, kini menjadi Rp2.204.000.
Sebagai guru berstatus tenaga honorer, ia berharap ada perhatian lebih dari pemerintah terutama soal pengangkatan menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Umumnya, bagi para guru honorer yang telah lama mengabdi di suatu institusi pendidikan.
Itulah informasi mengenai Semangat Mengajar Guru Honorer Penyandang Difabel Netra di SLBN B Sumedang.