sumedangekspres– Fakta terbaru gunung anak krakatau erupsi, sejak 29 Juni 2018, aktivitas vulkanik di pulau ini mulai meningkat kembali, sehingga statusnya meningkat menjadi level II (Waspada). Semua aktivitas manusia dilarang pada radius 3 km dari titik puncak. Frekuensi erupsi semakin meningkat pada bulan Oktober-November, dengan munculnya letusan yang disertai lontaran lava pijar dan batu, serta awan panas. Setelah sempat agak mereda, pada pertengahan Desember aktivitas kembali meningkat.
Pada tanggal 22 Desember, gunung Anak Krakatau seperti hari-hari sebelumnya mengalami rangkaian letusan dengan tinggi asap berkisar 300 – 1500 meter di atas puncak kawah dan mencatatkan gempa tremor terus-menerus dengan amplitudo overscale (58 mm). Letusan yang terjadi pada pukul 21.03 WIB, yang tak teramati secara visual maupun terdeteksi oleh alat pencatat kegempaan tektonik, tampaknya menimbulkan peristiwa luar biasa berupa longsoran tubuh gunung yang masuk ke laut, yang berakibat fatal. Selang beberapa menit dilaporkan terjadi tsunami di beberapa pantai barat Banten dan selatan Lampung. Longsoran yang menyebabkan tsunami ini dikonfirmasi berdasarkan citra satelit yang diterima oleh PVMBG sehari setelah tsunami terjadi. Diperkirakan ada luasan minimal 64 hektare yang ” hilang”, yang diukur melalui tafsiran citra satelit sehari setelah laporan tsunami.
Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi. Akibat peristiwa ini, masyarakat dan nelayan diimbau untuk tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 kilometer.
Selain itu, warga sekitar juga sempat mendengar suara dentuman saat Gunung Anak Krakatau erupsi. Berikut Fakta terbaru gunung anak krakatau erupsi:
Baca Juga:3 Hotel Pangandaran dengan View Memukau: Liat Sunrice Bareng Ayang di Pangandaran!Manfaat dan Kegunaan Pohon Bambu untuk Lingkungan Sekitar!
1. Awal Mula Gunung Anak Krakatau Erupsi
Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Andi Suardi, mengatakan erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi sejak Minggu (26/11/2023) pukul 12.28 WIB. Tinggi kolom abu sekitar 450 meter di atas puncak atau sekitar 607 meter di atas permukaan laut.
Andi mengatakan letusan itu mengeluarkan abu vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas tebal. Erupsi ini juga terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 50 mm dan durasi 32 detik.
2. Warga dan Nelayan Jaga Jarak 5 Km
Permukiman terdekat dari Gunung Anak Krakatau, berada pada Pulau Sebesi yang berjarak 16,5 kilometer. Andi mengimbau masyarakat dan nelayan untuk tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau pada radius 5 kilometer.