Warga Tagih Penanganan Banjir Sawahdadap

ORASI: Asep Kurnia saat berkampanye di Desa Pasirnanjung Kecamatan Cimanggung, baru-baru ini.
ORASI: Asep Kurnia saat berkampanye di Desa Pasirnanjung Kecamatan Cimanggung, baru-baru ini.
0 Komentar

sumedangekspres, CIMANGGUNG – Sungai Cisurupan di Desa Sawahdadap, Cimanggung, kembali menjadi sorotan setelah peristiwa tragis pada Desember 2022. Pada waktu itu, meluapnya sungai yang dipicu oleh longsor di Gunung Geulis menyebabkan banjir bandang yang menghantam wilayah tersebut dan menyisakan dua korban.

Asep Kurnia, Anggota DPRD Sumedang dari Fraksi Partai Golkar, mengungkapkan keterlambatan penanganan pasca-banjir bandang. Dalam kampanye di Desa Pasirnanjung Kecamatan Cimanggung, ia menyoroti bahwa hingga saat ini, bekas dampak banjir bandang di Desa Sawahdadap belum mendapatkan penanganan lebih lanjut.

“Sampai sekarang, masalah banjir bandang Desa Sawahdadap masih tersisa, termasuk penggantian rumah bagi korban yang belum terselesaikan,” ungkap Asep Kurnia.

Baca Juga:Menyulap Lahan Kosong Jadi Kebun TerongKecewa, Tugu Batas Desa Tak Sesuai Janji

Meskipun pihaknya telah menyampaikan keluhan ini kepada pemerintah daerah, Asep menekankan perlunya penyelesaian segera. Ia mengingatkan bahwa ada anggaran khusus untuk keadaan darurat seperti banjir, dan ketidakselesaian dalam penanganan dapat menjadi indikator kegagalan pemerintahan.

“Dalam menghadapi potensi bencana seperti gempa, banjir, atau longsor, analisis harus diikuti oleh tindakan eksekutif. Kita tidak boleh menjadi langganan bencana, karena itu menunjukkan kegagalan pengelolaan bencana oleh pemerintah,” tegasnya.

Asep Kurnia menuturkan, bahwa pemerintah daerah perlu meningkatkan keseriusannya dalam menanggapi masalah ini. Jika tidak, dikhawatirkan akan terus muncul permasalahan serupa di masa depan, mengancam keselamatan dan kesejahteraan masyarakat setempat. (kos)

0 Komentar