Di Negara Ini, Kalo Kamu Percaya Tuhan Bisa Dihukum Mati

Percaya Tuhan Bisa Dihukum Mati
Percaya Tuhan Bisa Dihukum Mati/ist
0 Komentar

sumedangekspres – Negara manakah yang memiliki sistem bila kita percaya Tuhan bisa dihukum mati? yuk cek!

Korea Utara, dengan rezim Juche yang mendominasi, adalah salah satu negara yang dikenal dengan pandangan ateis atau sekuler dalam sistem pemerintahannya.

Pada dasarnya, negara ini menolak konsep Tuhan dan agama, dengan fakta bahwa ideologi negara menekankan otonomi nasional dan pembangunan tanpa ketergantungan pada kekuatan agama atau pengaruh luar.

Baca Juga:Presiden Jokowi Optimis Ekonomi Indonesia Unggul di Tahun 2024Heboh! Polisi Dikeroyok Geng Motor di Bandung

Seiring dengan kerasnya kontrol pemerintah terhadap segala aspek kehidupan masyarakat, termasuk kepercayaan agama, warga negara Korea Utara praktis diperintahkan untuk mengabaikan keyakinan terhadap Tuhan.

Pada kenyataannya, tidak ada kebebasan beragama yang sesungguhnya, dan praktik-praktik keagamaan seringkali dilarang atau mendapat sanksi berat.

Sejarah mencatat perubahan dramatis dalam struktur keagamaan Korea Utara.

Sekitar 60 tahun yang lalu, negara ini adalah rumah bagi komunitas Kristen yang signifikan, bahkan disebut sebagai “Jerusalem di Timur.

” Namun, seiring berjalannya waktu dan pergeseran ideologi pemerintahan, Korea Utara bertransformasi menjadi negara yang menegakkan ateisme secara keras.

Pemerintah Korea Utara secara resmi melarang penduduknya memeluk agama apa pun.

Aturan ini praktis membuat seluruh penduduk Korea Utara teridentifikasi sebagai ateis.

Meskipun beberapa individu mungkin menyelundupkan praktik keagamaan secara diam-diam, risikonya sangat besar, mulai dari penahanan hingga hukuman mati.

Baca Juga:Riset Pesugihan Bikin Kaya, Benarkah?Riset Jarak Rumah ke Kantor Lebih dari 1 Jam Bikin Stres, Cek Faktanya!

Kang Jimin, seorang pembelot Korea Utara, memberikan gambaran yang menggugah hati tentang betapa terbatasnya pengetahuan agama di negaranya.

Dia mengaku tidak mengetahui keberadaan Natal ketika masih tinggal di ibu kota, Pyongyang.

Pohon Natal yang ada sepanjang tahun di kota tersebut dihias dengan pernak-pernik dan lampu, tetapi warga tidak menyadari konotasi perayaan tersebut dengan agama Kristen.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun pemerintah secara resmi menekankan ateisme, ada laporan tentang praktik keagamaan yang diam-diam dijalankan oleh beberapa warga.

Namun, situasi ini seringkali tersembunyi di balik tirai ketat kontrol pemerintah, dan jika terungkap, konsekuensinya bisa sangat mengerikan.

Meskipun beberapa gereja Kristen yang dikendalikan oleh negara ada di Korea Utara, bentuk dan fungsinya sangat berbeda dengan gereja pada umumnya.

0 Komentar