Jalan Cae, Jalur Tengkorak yang Dikecam Tragedi: Mitos Mistik dan Kecelakaan Menelan Korban

Jalan Cae, Jalur Tengkorak yang Dikecam Tragedi: Mitos Mistik dan Kecelakaan Menelan Korban
Jalan Cae, Jalur Tengkorak yang Dikecam Tragedi: Mitos Mistik dan Kecelakaan Menelan Korban (ist)
0 Komentar

sumedangekspres – Jalan Cae, Jalur Tengkorak yang Dikecam Tragedi: Mitos Mistik dan Kecelakaan Menelan Korban.

Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, menyimpan sejarah tragis di sepanjang Jalan Cae, khususnya di KM 38. Kejadian memilukan di jalur tersebut telah mencatatkan ratusan jiwa menjadi korban, dengan kecelakaan maut terakhir terjadi pada 10 Maret 2021.

Sebuah bus wisata, Sri Padma Kencana, merenggut 30 nyawa ketika melintas turunan curam dan terjun ke jurang karena rem blong di Jalan Cae.

Baca Juga:Prasasti Cadas Lawang: Jejak Kepemimpinan dan Penelitian pada Era 1811Jadwal Sholat Sumedang Minggu 31 Desember 2023

Tragedi ini bukan yang pertama di Jalan Cae. Pada awal 2012, sebuah bus antar kota antar provinsi juga terjun ke jurang di lokasi yang sama, menelan 12 korban jiwa.

Selain peristiwa besar ini, seringkali terjadi kecelakaan dengan jumlah korban yang lebih rendah, membentuk catatan tragis di jalur ini.

Jalan Cae di Sumedang memang dikenal sebagai jalur angker, dan tragedi lalu lintas sering dikaitkan dengan nuansa mistik.

Masyarakat setempat dan luar Sumedang telah mengetahui reputasi mengerikan jalur ini.

Mitos-mitos mistik di sepanjang Jalan Cae, terutama di ruas Jalan Raya Wado-Malangbong, memberikan aura keangkeran yang tak terhindarkan.

Warga Wado meyakini keangkeran Jalan Cae dan mengaitkannya dengan perilaku mistik.

Ketika melintas jalur ini, banyak yang mematuhi tatakrama sebagai bentuk penghormatan pada keberadaan mistis di sekitar mereka.

Baca Juga:Prakiraan Cuaca Sumedang Minggu 31 Desember 2023Bawaslu Sumedang Bersiap Rekrut Pengawas TPS untuk Pemilu 2024

Sebagian meyakini bahwa kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi di Jalan Cae dapat dihubungkan dengan mitos-mitos ini.

Beberapa tradisi, seperti membuang puntung rokok sebagai tanda hormat kepada leluhur yang dianggap mendiami Jalan Cae, perlahan menghilang seiring perkembangan zaman.

Meski beberapa orang tua masih mempertahankan tradisi tersebut, banyak yang tidak lagi mematuhi ritus mistik di jalur ini.

Pohon mangga besar di pinggir Jalan Cae, yang dianggap sebagai pohon keramat, pernah menjadi tempat penghormatan dengan membuang puntung rokok.

Namun, sayangnya, pohon yang dianggap keramat tersebut telah ditebang oleh warga. Sejak kejadian itu, kecelakaan di Jalan Cae malah semakin sering terjadi dan menelan lebih banyak korban.

Meskipun cerita-cerita seputar mitos dan tradisi di Jalan Cae dapat dianggap sebagai legenda, banyak orang tetap mempercayai keterkaitan spiritualitas dengan kecelakaan yang tragis.

0 Komentar