Prasasti Cadas Lawang: Jejak Kepemimpinan dan Penelitian pada Era 1811

Prasasti Cadas Lawang: Jejak Kepemimpinan dan Penelitian pada Era 1811
Prasasti Cadas Lawang: Jejak Kepemimpinan dan Penelitian pada Era 1811 (ist)
0 Komentar

sumedangekspres – Prasasti Cadas Lawang: Jejak Kepemimpinan dan Penelitian pada Era 1811

Pada dinding tebing yang megah di Cadas Pangeran, kawasan jalur lama Dusun Singkup, Desa Ciherang, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, terdapat sebuah prasasti yang menghadirkan sejarah luar biasa.

Bertahun 1811 hingga 12 Maret 1812, di bawah pimpinan Raden Demang Mangkoepradja dan penelitian Pangeran Koesoemah Dinata, prasasti ini dibobokkan dalam batu, mengukir kisah gemilang.

Cadas Lawang: Pintu Gerbang Sejarah di Jalur Anyer-Panarukan

Dikenal sebagai Cadas Lawang, tempat ini, dengan penuh makna dalam bahasa Sunda yang artinya pintu atau jalan untuk keluar masuk, menjadi bagian khusus dari ruas jalan lama Jalur Anyer-Panarukan.

Baca Juga:Jadwal Sholat Sumedang Minggu 31 Desember 2023Prakiraan Cuaca Sumedang Minggu 31 Desember 2023

Dibangun pada era pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1762-1818), jalur ini merupakan bagian dari proyek besar yang dikenal sebagai De Groote Postweg atau Jalan Raya Pos.

Merentang dari Anyer hingga Panarukan, jaraknya mencapai 1.000 KM, membentuk bagian utara Pulau Jawa.

Jejak Fotografer Belanda dan Kisah Gunung Cadas

Fotografer Belanda terkenal, Wijnand Elbert Kerkhoff, merayakan keindahan Cadas Lawang dalam koleksinya, terutama dengan foto berjudul “Tjadas Pangeran” yang menjadi sorotan dalam bukunya yang berjudul “Het Paradijs van Java” (Surga dari Jawa).

Endang Sonali, warga Desa Cijeruk, Kecamatan Pamulihan, Sumedang, menceritakan bahwa Cadas Lawang, dulunya bernama Gunung Cadas, menjadi Cadas Pangeran setelah proyek pembangunan jalan selesai.

Mistik dan Spiritualitas Cadas Lawang yang Mengundang Ziarah

Cadas Lawang, selain menyimpan sejarah, juga dipenuhi nuansa mistik yang mengundang ziarah.

Disebut-sebut terdapat empat petilasan yang penuh spiritualitas: Eyang Dilaga Jaya Kusuma, Eyang Haji Ismaya, Eyang Saepi Geni, dan Eyang Jagaraksa.

Tempat ini sering diziarahi di era kekinian oleh orang-orang yang mencari kedamaian dan keberkahan.

Kontur Tebing dan Keindahan Alam Cadas Lawang

Baca Juga:Bawaslu Sumedang Bersiap Rekrut Pengawas TPS untuk Pemilu 2024Inisiatif Pemerintah Sumedang: Penambahan 20.000 Peserta JKN PBI APBD untuk Tahun 2024

Dengan kontur tebing yang dihiasi bebatuan cadas di sekitarnya, Cadas Lawang menjadi lebih menarik.

Jika dilihat dari arah Bandung, tempat ini seolah menjadi gerbang menuju wilayah Sumedang, sedangkan dari arah Sumedang, Cadas Lawang menjadi gerbang ke wilayah Kota Bandung dan sekitarnya.

0 Komentar