sumedangekspres – Kereta api telah menjadi salah satu moda transportasi utama di Indonesia selama bertahun-tahun, memberikan sarana bagi masyarakat untuk berpergian dengan efisien dan cepat.
Meskipun demikian, kecelakaan kereta api masih menjadi permasalahan yang perlu diatasi, dengan human error atau kesalahan manusia menjadi salah satu penyebab paling umum.
Data Ditjen Perkeretaapian menunjukkan bahwa jumlah kecelakaan kereta api di Indonesia mengalami penurunan sejak tahun 2016.
Baca Juga:Tragedi Kecelakaan Kereta di Cicalengka: Tabrakan KA 350 Commuter Line dan KA 66 TuranggaIkuti Program Pendampingan BRI, UMKM Ini Jadi Tahan Banting!
Pada tahun tersebut, terjadi penekanan yang signifikan dengan selisih kecelakaan mencapai 40 kasus. Progres ini menjadi bagian dari upaya Kementerian Perhubungan untuk mencapai target nol kecelakaan perkeretaapian.
Mayoritas kecelakaan kereta api di Indonesia disebabkan oleh anjloknya rangkaian kereta, yang mengakibatkan keluarnya kereta dari jalur rel yang seharusnya.
Direktur Jenderal Perkeretaapian, Risal Wasal, menyatakan bahwa fokus utama kementeriannya saat ini adalah mewujudkan zero kecelakaan perkeretaapian.
Kecelakaan di perlintasan kereta api juga masih cukup tinggi, terutama disebabkan oleh kelalaian pengguna jalan yang tidak mematuhi rambu-rambu.
Data periode Januari-Agustus 2022 mencatat 188 kasus kecelakaan di perlintasan, dengan 159 kasus terjadi di perlintasan yang tidak dijaga dan 29 kasus di perlintasan yang dijaga.
Hermanto Dwiatmoko, Direktur Keselamatan dan Teknik Sarana, menyebutkan bahwa kesalahan manusia atau human error masih mendominasi sebagai penyebab kecelakaan kereta api di Indonesia.
Dari 147 kasus kecelakaan pada tahun 2008, sekitar 33 persen disebabkan oleh human error. Angka ini turun menjadi 27 persen dari 90 kasus kecelakaan pada tahun 2009.
Baca Juga:Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno Menanggapi Overtourism di Bali: Perlunya Penyebaran Destinasi Wisata!FSGI Mendorong Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024 untuk Fokus pada Pencegahan dan Penanganan Kasus Kekerasan di Sekolah
Kesalahan manusia dapat berasal dari berbagai faktor, termasuk kurangnya pengalaman masinis, kesalahan fatal yang dilakukan oleh masinis atau petugas perkeretaapian, kelalaian pejalan kaki yang tidak mematuhi rambu, dan perilaku pengemudi kendaraan di sekitar rel.
Pekerjaan berjam-jam juga dapat menyebabkan kelelahan, yang mengakibatkan hilangnya detail penting seperti pengaturan saklar, kerusakan rel akibat penanganan alat berat yang salah, dan kelalaian dalam pemeliharaan perlintasan dan mekanisme keselamatan.
Kondisi ini bisa membahayakan penduduk sekitar, terutama jika ada bahan berbahaya yang terlibat dalam kecelakaan. Misalnya, kecelakaan KA Logawa pada tahun 2010 di Desa Pajaran, Kabupaten Madiun, yang terjadi akibat kesalahan manusia.