sumedangekspres – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, angkat bicara terkait kritikan terhadap program Food Estate atau lumbung pangan yang dituding gagal.
Dalam wawancara, Amran menegaskan bahwa pertanian bukanlah sesuatu yang perlu diperdebatkan, melainkan harus dikerjakan.
Amran Sulaiman membela keberhasilan program tersebut dengan menyebut bahwa sudah 600 hektare lahan berhasil ditanami jagung.
Baca Juga:Sindir Food Estate, Anies: Kalau Berhasil Gak Perlu Omon-omonYuk Intip Koleksi Kendaraan Capres 2024
Dia menyoroti fakta bahwa pertanian bukan hanya menjadi subjek perdebatan, tetapi sebuah kenyataan yang terwujud melalui tindakan nyata.
“Sudahlah pertanian itu bukan untuk diperdebatkan. Kemarin 600 hektare itu kita sudah tanami jagung, berhasil kan?” ungkap Amran saat diwawancarai di Kantor ID Food, Jakarta.
Menurut Amran, keberhasilan tanaman jagung yang sudah berumur dua bulan merupakan bukti konkrit dari kesuksesan program Food Estate.
Dia menegaskan bahwa fokusnya adalah mengelola jutaan hektare lahan pertanian, bukan hanya ratusan hektare.
“Terlalu kecil aku dipanggil kembali jadi menteri untuk urusan ratusan hektare, aku urus jutaan hektare. Jadi pertanian itu bukan untuk didebatkan, tapi harus dikerjakan ditanami,” tambahnya.
Selain membela keberhasilan program, Amran juga mengklarifikasi isu terkait tanaman jagung dengan media tanam pot di Food Estate Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
Dia menjelaskan bahwa hal tersebut adalah bagian dari uji coba penyesuaian iklim, dan kesuksesan program tetap terjamin.
Baca Juga:BMKG Spill Jawaban Kenapa Sumedang Rawan Gempa BumiKamp Rohingya Terbakar, Ribuan Pengungsi Terdampak
“Kemarin kita uji coba penyesuaian iklim karena bibitnya baru, kemudian bibit baru kita tanam di tempat yang baru, jadi kita menyesuaikan, mengecek, ternyata berhasil. Dan intinya berhasil,” jelas Amran.
Seperti yang diketahui, kritikan terhadap Food Estate datang dari Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, yang menyebut program tersebut gagal.
Namun, Amran Sulaiman dengan tegas menegaskan bahwa pertanian perlu tindakan nyata dan bukan sekadar perdebatan.