sumedangekspres – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) baru-baru ini mengumumkan kuota pasokan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) pertalite akan ditetapkan sebesar 31,7 juta kiloliter (kl) pada tahun 2024.
Angka tersebut menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang alokasinya pada 2023 mencapai 32,56 juta kl.
Erika, perwakilan BPH Migas, mengatakan penetapan kuota tahun 2024 berdasarkan perhitungan realisasi jumlah penyaluran tahun 2023 hanya mencapai 30 juta kl atau sekitar 92,24% dari target.
Baca Juga:Penerbangan Bandara Kertajati Majalengka, Selasa 9 Januari 2024: Berikut Jadwalnya!Polisi Ungkap Sindikat Perdagangan Anjing: 226 Anjing Ditemukan dalam Truk!
Penurunan jumlah ini menunjukkan perbaikan tata kelola distribusi bahan bakar Pertalite dan menunjukkan mekanisme kontrol yang lebih kuat untuk memastikan distribusi bahan bakar sejalan dengan kebijakan pemerintah.
Salah satu faktor penyebab menurunnya distribusi BBM pertalite adalah perubahan perilaku masyarakat terhadap penggunaan transportasi umum.
Fenomena ini banyak terjadi terutama di wilayah Jakarta dan sekitarnya, dimana masyarakat lebih memilih transportasi umum dibandingkan mobil pribadi.
Hal ini sejalan dengan tren peningkatan kesadaran masyarakat perkotaan terhadap mobilitas dan lingkungan yang berkelanjutan.
Perubahan preferensi masyarakat terhadap metode transportasi bukan hanya sekadar keputusan pribadi, tetapi juga mencerminkan pergeseran pola konsumsi energi di sektor transportasi.
Dengan adanya kecenderungan menuju mobilitas berkelanjutan, pemerintah dapat meresponsnya dengan lebih fokus pada penyediaan dan pengembangan infrastruktur transportasi umum yang efisien dan ramah lingkungan.
BPH Migas melihat rendahnya penyaluran BBM Pertalite sebagai indikator positif, menunjukkan bahwa langkah-langkah pengendalian dan perubahan perilaku masyarakat dapat berdampak pada penggunaan bahan bakar fosil.
Baca Juga:Menteri PUPR: Terowongan Kembar dan Jembatan Tol Cisumdawu Tetap Aman Pasca GempaGenggam Predikat Perusahaan Terbesar di Indonesia Versi Forbes The Global 2000, Bagaimana Prospek BBRI di 2024?
Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendukung program keberlanjutan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Sebagai bagian dari strategi energi berkelanjutan, pemerintah dan industri migas perlu terus berkolaborasi untuk memantau tren perubahan dalam konsumsi energi dan menyesuaikan kebijakan mereka sesuai kebutuhan.
Dengan demikian, penurunan kuota penyaluran BBM Pertalite bukan hanya mencerminkan kondisi pasar, tetapi juga merupakan bagian dari upaya lebih luas untuk mencapai mobilitas yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan di masa depan.***
Demikian merupakan artikel mengenai Kuota Penyaluran BBM Pertalite 2024: Strategi Distribusi dan Tren Mobilitas Berkelanjutan.