sumedangekspres – Sebagian besar wilayah di Indonesia saat ini telah memasuki musim hujan, yang membawa bersamaan dengan cuaca ekstrem dan potensi banjir di beberapa wilayah akibat hujan lebat.
Kondisi ini menimbulkan ancaman kesehatan yang perlu diwaspadai oleh masyarakat, terutama terkait dengan penyakit leptospirosis.
Sebagai respons terhadap situasi ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) memberikan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut.
Baca Juga:Ini Daftar Paspor Terkuat di Dunia, Indonesia Dikalahkan Timor Leste?Citigroup PHK Karyawan Sebanyak 20.000 Orang, Kenapa?
Menurut Kemenkes RI, leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri dari genus leptospira yang patogen. Di beberapa negara, penyakit ini dikenal sebagai “demam urine tikus”.
Leptospirosis memiliki penyebaran terluas di dunia dan diperkirakan menyebabkan 1,03 juta kasus terinfeksi dan 58.900 kematian setiap tahunnya.
Negara dengan iklim tropis dan sub-tropis, terutama kepulauan dengan curah hujan tinggi, memiliki potensi tertinggi terjangkit penyakit ini.
Sumber utama penular leptospirosis di Indonesia adalah tikus, anjing, babi, sapi, dan kambing.
Penyakit ini biasanya ditularkan melalui urine atau air kencing binatang yang mengandung bakteri leptospira.
Masyarakat yang tinggal di wilayah banjir, pemukiman dengan banyak tikus, sering beraktivitas di sungai, atau memiliki profesi sebagai petani, peternak, petugas kebersihan, hingga petugas pemotongan hewan, merupakan kelompok yang paling berisiko tertular leptospirosis.
Kemenkes RI memberikan daftar gejala yang perlu diwaspadai oleh masyarakat, antara lain:
Baca Juga:Buruan Ganti Profesi! Ini 15 Pekerjaan yang Terancam Hilang!Cuaca Ekstrem Ancam Indonesia hingga Februari, Termasuk Sumedang Harus Waspada!
- Demam di atas 38 derajat Celsius
- Sakit kepala
- Badan lemah
- Nyeri betis hingga sulit berjalan
- Kemerahan di selaput putih mata
- Mata dan kulit kekuningan
- Pembesaran hati dan limpa
- Tanda-tanda kerusakan ginjal
“Masa inkubasi leptospirosis antara dua hingga 30 hari dengan rata-rata berlangsung tujuh sampai 10 hari,” ungkap Kemenkes RI.
Sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk DKI Jakarta dan sekitarnya, berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa hujan dan banjir di awal tahun 2024, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap puncak musim hujan yang diperkirakan akan berlanjut.
Dalam menghadapi kondisi ini, masyarakat perlu mengambil langkah-langkah pencegahan, seperti:
- menghindari kontak langsung dengan air yang terkontaminasi,
- menjaga kebersihan lingkungan,
- menggunakan perlindungan saat beraktivitas di area berisiko,
- menjaga kebersihan diri,
- dan mengenali gejala leptospirosis untuk segera mendapatkan bantuan medis.