sumedangekspres – Tragedi Palestina 100 Hari Penderitaan yang Tak Berkesudahan, Sebuah Pemikiran Mendalam Mengenai Genosida yang Terus Berlanjut di Palestina.
Hari ini, kita memasuki titik ke-100 dari tragedi yang tak berkesudahan genosida yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Kekejaman ini, yang terus berlangsung, menjadi sorotan internasional karena mencatat lebih dari 30,000 korban jiwa, di antaranya 10,000 adalah anak-anak yang tak berdosa.
Baca Juga:Keterlibatan Pemda Sumedang Pada Program CSEP di SingapuraSim Keliling Polres Sumedang Terbaru! Cek Jadwal Lengkap dan Persyaratannya di Sini!
Palestina 100 Hari Penderitaan yang Tak Berkesudahan
Impunitas Pasukan Pendudukan dan Dukungan Kekuatan Barat
Sayangnya, pasukan pendudukan Israel terus bertindak tanpa hambatan, seolah-olah mereka dikecualikan dari pertanggungjawaban internasional.
Dengan dukungan dari kekuatan Barat, mereka menjalankan aksi militer tanpa pandang bulu yang telah merenggut ribuan nyawa tak berdosa. Pertanyaannya, mengapa kekuatan Barat membiarkan ini terjadi?
Pertanyaan yang Tak Terjawab Mengapa Dunia Barat Diam?
Sorotan jatuh pada keheningan masyarakat internasional, terutama kekuatan Barat yang kononnya membela hak asasi manusia.
Apakah mereka terlalu sibuk dengan kepentingan geopolitik ataukah ada kepentingan lain yang membuat mereka menutup mata terhadap tragedi ini?
Pertanyaan ini memicu keresahan di benak banyak pihak.
30,000 Jiwa yang Melayang, 10,000 Anak yang Menjadi Korban
Angka korban yang terus bertambah ini tidak hanya sekadar statistik, melainkan nyawa manusia yang berakhir sia-sia.
Dalam 100 hari terakhir, lebih dari 30,000 nyawa telah melayang, dengan lebih dari 10,000 di antaranya adalah anak-anak yang masih memimpikan masa depan cerah.
Sementara dunia internasional menyuarakan keprihatinan, tindakan nyata nampaknya masih minim.
Baca Juga:Silaturahmi Diaspora Sumedang dan Pemda Menuju Lompatan Pembangunan EpikH Erwan Setiawan Rejo Semut Ireng Dukung Prabowo Gibran
Apakah pertemuan di forum-forum internasional hanya akan berujung pada pernyataan tanpa tindakan konkret?
Masyarakat dunia berharap ada langkah konkret untuk menghentikan genosida ini.
Dalam keadaan seperti ini, apakah dunia dapat menemukan solusi yang adil dan kemanusiaan?
Apakah perdamaian masih menjadi opsi di tengah kekejaman ini? Pertanyaan-pertanyaan ini muncul sebagai refleksi dari dilema kemanusiaan yang semakin memburuk di Palestina.
Pada saat memasuki hari ke-100 penderitaan di Gaza, kita perlu merenung, bukan hanya sebagai warga dunia, tetapi juga sebagai manusia.
Harga kemanusiaan tidak dapat diabaikan demi kepentingan politik atau ekonomi.