sumedangekspres – Mari simak apa saja sayur dan buah yang mengandung mikroplastik.
Kemajuan industri dan polusi plastik tidak hanya menyisakan dampak pada lingkungan, tapi juga telah merambah ke dalam makanan sehari-hari kita.
Tidak dapat dipungkiri, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik, partikel plastik sangat kecil, dapat ditemukan pada sayuran dan buah yang dikonsumsi manusia.
Baca Juga:Kenapa Bulan Januari 2024 Terasa Lama? Ini Alasan Ilmiahnya!Dibuka Mei! Ini Cara Daftar CPNS 2024 dan Syaratnya
Fenomena ini membawa kita pada kesadaran baru akan risiko kontaminasi yang tersembunyi di atas piring kita.
Sebagaimana diungkapkan oleh Clinical & Scientific Lead AsaRen, Dr. Meryl “Mimi” Kallman, MD, beberapa jenis sayuran akar, seperti lobak dan wortel, memiliki potensi tinggi mengandung mikroplastik.
Plastik cenderung mengumpul di akar tanaman, terutama jika tanah tempat tumbuhnya memiliki konsentrasi mikroplastik yang tinggi.
“Sebaiknya cari makanan yang daun-daunannya, karena memiliki konsentrasi mikroplastik yang lebih rendah dibandingkan sayuran akar atau batang,” jelasnya.
Studi yang dipublikasikan dalam Environmental Research pada tahun 2020 juga mengonfirmasi temuan ini.
Sayuran umbi-umbian, seperti wortel dan lobak, diketahui memiliki konsentrasi mikroplastik yang lebih tinggi dibandingkan sayuran berdaun seperti selada dan kol.
Apel, sebagai salah satu buah yang sering dikonsumsi, juga disebut sebagai sampel buah yang paling terkontaminasi.
Baca Juga:Anies Baswedan: Kembalikan Merit Sistem BUMN, Supaya Ordal-ordal Selesai LahLagi Musim Hujan, Kamu Harus Waspada Sama Penyakit Ini
Meskipun kita sudah mengetahui adanya mikroplastik pada makanan, dampak kesehatan dari konsumsi mikroplastik ini masih menjadi perbincangan.
Dr. Mimi menekankan bahwa konsumsi mikroplastik dari makanan membawa potensi risiko kesehatan, dengan beberapa penelitian menghubungkan mikroplastik dengan inflamasi atau peradangan dan potensi toksisitas.
“Mikroplastik bisa ditemukan di dalam darah dan menyebabkan inflamasi,” ujarnya, sambil mengakui bahwa efek jangka panjang dari mikroplastik pada kesehatan manusia masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Dalam upaya meminimalisir potensi kontaminasi, Dr. Mimi mengimbau masyarakat untuk mengurangi konsumsi makanan yang dikemas dalam plastik sekali pakai.
Beralih ke makanan segar, yang cenderung memiliki kadar mikroplastik yang lebih rendah, dapat menjadi langkah positif dalam melindungi kesehatan kita dari dampak negatif limbah plastik yang meresap ke dalam bahan makanan.
Sebuah panggilan untuk membuat pilihan makanan yang lebih sadar akan sumber dan dampaknya.