sumedangekspres – Kota Cimahi, sebuah kota yang terletak di Jawa Barat, kembali dihadapkan pada ancaman serius yang muncul bersamaan dengan musim hujan di awal tahun 2024.
Ancaman tersebut adalah Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), yang semakin meningkat karena genangan air yang sering terjadi akibat curah hujan yang cukup tinggi.
Genangan air, sebagai akibat langsung dari hujan yang melanda wilayah ini, telah menciptakan lingkungan yang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti, vektor penyakit DBD.
Baca Juga:Erick Thohir Menegaskan Kesetaraan di Timnas Indonesia: Tanpa Pembedaan Pemain Diaspora atau LokalSkandal Pungli di Rutan KPK: Dewan Pengawas Ungkap Temuan dan Nilai Pungutan yang Mengejutkan
Dampaknya sudah terasa, dengan puluhan warga Kota Cimahi telah terserang penyakit ini sepanjang bulan Januari 2024.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap potensi penularan penyakit ini.
Menurut Dwihadi Isnalini, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Kota Cimahi, hingga tanggal 17 Januari 2024, tercatat sudah ada 42 kasus DBD.
Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, di mana hanya terdapat 30 kasus.
Meskipun demikian, beliau menegaskan bahwa dari total kasus tersebut, tidak ada yang menyebabkan kematian hingga saat ini.
Namun, hal ini tidak mengurangi urgensi untuk tetap waspada dan melakukan langkah-langkah antisipasi.
Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menjadi langkah utama yang ditekankan oleh pihak berwenang. Masyarakat diimbau untuk secara aktif melakukan PSN di sekitar rumah dan lingkungan mereka.
Baca Juga:Kementerian ATR/BPN Gelar Sinkronisasi Program Kegiatan dan Penyusunan Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (TPNBP) Tahun Anggaran 2025Pembangun Kemakmuran Melalui Bendungan Cipanas: Sinergi Abipraya dan BUMN dalam Pembangunan Infrastruktur Air di Indonesia
Selain itu, penerapan prinsip 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) harus menjadi kebiasaan sehari-hari. Mengurangi tempat penyimpanan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk menjadi kunci utama dalam meminimalkan risiko penularan DBD.
Dalam upaya menanggulangi masalah ini, masyarakat juga diminta untuk mengurangi penyimpanan pakaian dengan cara digantung, sehingga mengurangi potensi kantong-kantong air yang menjadi tempat favorit bagi nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur.
Selain itu, tanaman pengusir nyamuk seperti lavender, daun siri, dan daun mint dapat ditanam di sekitar rumah untuk membantu mengurangi populasi nyamuk.
Sebagai langkah alternatif, memelihara ikan seperti cupang, mujair, dan mas juga dianggap efektif karena jenis-jenis ikan ini dapat membantu menghambat perkembangbiakan jentik nyamuk.
Pemahaman dan partisipasi aktif masyarakat dalam melaksanakan langkah-langkah ini akan menjadi kunci dalam mengendalikan penyebaran DBD di Kota Cimahi.