Sunarso pun telah memiliki tiga strategi untuk mengurangi potensi risiko dari keberadaan AI. “Satu yaitu regulasi, kedua adalah kemampuan teknis kita untuk menyaring tentang data yang akan dimasukkan ke engine AI itu, ketiga compliance barang siapa yang mengendalikan AI harus dipastikan paham betul terkait compliance bukan lewat peraturan tapi melalui hati nurani,” tegasnya.
“Jadi strategi jangka panjang, BRI tetap akan menerapkan strategi hybrid. Menggunakan otak mesin yg tugasnya mengerjakan pekerjaan yang rumit dan berulang. Tapi menyimpulkan hasil akhir dan menentukan keputusan tetap harus manusia,” jelas Sunarso.
Terkait dengan agenda prioritas WEF terkait AI tersebut, Sunarso pun mengungkapkan bahwa apa yang menjadi visi, strategi dan yang telah dikerjakan BRI saat ini telah sejalan dengan agenda prioritas yang menjadi concern internasional pada World Economic Forum.