sumedangeskpres, KOTA – Sebanyak 260 dari 48 perguruan tinggi kembali ke kampus masing-masing, setelah melaksanakan KKN di 26 desa di Sumedang, selama empat bulan sejak September 2023 lalu.
Mereka adalah mahasiswa KKN Tematik Gotong Royong Membangun Desa (GRMD).
“KKN tematik GRMD Ini adalah program yang sangat luar biasa,” kata Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman, di Pendopo Pusat Penerintahan Sumedang, Rabu (24/1).
Herman menyebutkan, sasaran utama yang dilakukan mahasiswa selama melaksanakan pengabdian masyarakat antara lain, membantu penanganan stunting, kemiskinan ekstrem dan mendongkrak perekonomian masyarakat, melalui penguatan literasi digital kepada masyarakat.
Baca Juga:Kakek Sain Tewas di Kebun Pinus, Sehari Sebelumnya Sempat Ngobrol dengan WargaBawaslu Ikut Andil Pendistribusian Logistik
“Harapannya, masyarakat makin sejahtera, makin mandiri dan pelayanan publik makin berkeadilan di tingkat desa,” katanya.
Dikatakan, hasil evaluasi pelaksanaan KKN Tematik putaran pertama sangat membantu dalam kualitas pembangunan dan pemberdayaan desa termasuk publik service di desa.
“Hasil KKN Tematik, masyarakat miskin ektrem diedukasi hingga literasinya meningkat. Selain itu, di 26 desa itu tidak ada stunting yang baru,” terangnya.
Dia meminta pencapaian ini bisa dijaga di 26 desa itu dan terus dikembangkan pasca KKN Tematik.
“Ini baru piloting di 26 desa. KKN Tematik putaran kedua digelar akhir Februari. Ada 2.251 mahasiswa dari 111 perguruan tinggi diterjunkan ke 251 desa,” ujar Herman.
Untuk KKN Tematik putaran II, sambung dia, indikator kinerja utamanya (IKU) ditambah menjadi lima dari sebelumnya tiga.
“Kelima indikator tersebut yakni, membantu menangani kemiskinan, mencegah stunting, meningkatkan daya saing desa dengan One Village One Product, mendorong inovasi di desa dengan program One Village One Inovation dan meningkatkan status Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos),” bebernya.
Baca Juga:Oleng, Truk Batubara Terguling di Tikungan, Diduga Sopir MengantukKenzie Sabet Prestasi di Tingkat Nasional
KKN Tematik tersebut, kata Herman, merupakan Ikhtiar pemerintah dalam mengkolaborasikan antara gotong royong dengan teknologi informasi dan antara antar kekuatan masyarakat dengan perguruan tinggi.
“Dengan KKN tematik ini, saya harap pembangunan desa bisa lebih optimal sehingga masyarakat bisa sejahtera,” pungkasnya. [red]