sumedangekspres – 4 Film Horor Komedi Indonesia Terbaik ini sama asyiknya dengan Film Agak Laen.
Film Horor Komedi ini adalah alternatif bagi pecinta film horor dan juga film komedi.
Suasana menyeramkan dan mencekam bercampur dengan kelucuan bisa memberikan Roller Coaster perasaanmu.
Baca Juga:Review Jujur Film Agak Laen, Pantas Saja 4 Hari Ditayangkan Sudah Ditonton 1 Juta Kali4 Fakta Menarik Film Agak Laen, Adegan Guna-guna di ini Terinspirasi Kisah Hidup Arie Kriting dan Indah Permatasari
Sesekali penonton akan dibuat ngeri dengan adegan dan suasana yang mencekam, sesaat kemudian dibuat tertawa terbahak-bahak.
Sensasi ini memberikan kesan positif tersendiri bagi para penontonnya.
Tak hanya di luar negeri, film horor komedi juga banyak digarap oleh para sineas tanah air.
Seperti yang tengah naik daun hari ini, Film Agak Laen yang merupaka film dengan genre horor komedi berhasil menarik 1 juta penonton pada hari ke empat penayangannya.
Namun tahukah kamu bahwa tanah air kita juga memiliki banyak Film Horor Komedi Indonesia Terbaik yang tidak kalah mengasyikan dari film Agak Laen.
Simak di bawah ini Film Horor Komedi Indonesia Terbaik yang bisa kamu tonton kembali untuk merasakan keseruan film mencekam sekaligus lucu.
Film Horor Komedi Indonesia Terbaik
1. Ghost Writer
Film Ghost Writer ini layak dinobatkan menjadi Film Horor Komedi Indonesia Terbaik.
Pasalnya film ini berhasil menjadi nominasi film dengan visual efek terbaik Piala Citra 2019.
Baca Juga:4 Hari 1 Juta Penonton, Ini Link Nonton Film Agak Laen dan Sinopsisnya, Film Horor Komedi yang Bikin Ketawa Guling-gulingBekerja Cepat Namun Tepat Dan Mengutamakan Selamat, PLN UP3 Sumedang Budayakan K3 Dalam Setiap Aktivitas Ketenaglistrikan
Disutradarai oleh Dion Rajagukguk dan menampilkan banyak selebritas kondang seperti Ge Pamungkas dan Tatjana Saphira.
Film ini bercerita tentang kakak beradik yang baru saja pindah ke tempat baru.
Kepindahan tersebut banyak direspon negatif oleh para tetangga, pasalnya banyak orang yang menyebutkan bahwa tempat tersebut berhantu.
Benar saja, belum lama Naya dan Darto pindah ke rumah tersebut sudah mendapatkan ‘sambutan’ dari penguhi tersebut denan beragam teror.
Sampai suatu ketika, Naya tidak sengaja menemukan sebuah buku harian lusuh yang diketahui adalah milik Galih, seorang pemuda depresi yang bunuh diri.
Naya yang tertarik dengan kisah di dalam buku tersebut berusaha berkomunikasi dengan Galih untuk meminta izin kisahnya diadaptasi menjadi sebuah novel.
Galih mengetujuinya selama tidak ada alur yang diubah oleh Naya.
Namun, Naya mengingkari janjinya. Hal tersebut jelas membuat Galih marah dan terus menghantui kakak-beradik itu.