Sejarah Pangandaran, Kabupaten Terbaru di Jawa Barat

Sejarah Pangandaran, Kabupaten Terbaru di Jawa Barat
Sejarah Pangandaran, Kabupaten Terbaru di Jawa Barat(foto by:Günaydın Hüzün)
0 Komentar

sumedangekspres – Sejarah Pangandaran, Kabupaten Terbaru di Jawa Barat, Berawal dari Desa Pananjung Pangandaran ini dibuka dan ditempati oleh kebanyakan orang yang memiliki profesi sebagai selayan dari suku sunda.

Penyebab datanganya lebih memilih daerah Pangdaran ini jadi tempat tinggal karena gelombang lautnya yang kecil yang membuat mudah untuk lebih gampang mencari ikan.

Sejarah Pangandaran

Pantai Pangandaran ini ada suatu daratan yang menjorok ke laut yang sekarang menjadi cagar alam atau hutan lindung yaitu tanjung inilah yang menghambat atau menghalangi ombak gelombang besar untuk sampai ke tepi pantai.

Baca Juga:Sejarah Leuweung Sancang, Mengandung Misteri dan MistisCerita Sejarah Malin Kundang, Percuma Jadi Sultan Kalau Durhaka Kepada Ibu

Disinilah nilayan menjadikan tempat tersebut jadi tempat untuk menyimpan perahu yang dalam bahasa sundanya disebut andar setelah sekian lama banyak orang yang berdatangan ketempat ini dan menetap sehingga menjadi sebuah pemungkiman yang disebut Pangandaran.

Pangandaran ini awalnya berasal dari kata pangan dan daran yang artinya pangan itu makanan atau daran itu pendatang.

Jadi Pangandaran ini bisa diartikan sebagai sumber makanan para pendatang.

Para sesepuh dahulu memberi nama desa Pananjung , yak arena menurutnya dahulu ini samping daerah itu ada tanjung di daerah banyak sekali keramat di beberapa tempat.

Yang awalnya Pananjung ini merupakan salah satu pusat kerajaan jaman kerajaan Galuh Pangauban yang pusatnya di Putrapinggan sekitar abad ke XIV masehi.

Sesudah kemunculan kerajaan Pajajaran di Pakuan Bogor.

Nama raja Prabu Anggalarang ini salah satu versi yang berbicara bahwa beliau ini masih keturunan dari Prabu Haur Kuning raja pertama kerajaan Galu Pagauban.

Namun sayangnya kerajaan Pananjung ini hancur diserang oleh bajak laut karena pihak kerajaan tidak bersedia untuk menjual hasil bumi ke mereka ya karena pada saat itu situasinya dalam keadan paceklik atau serba kekurangan.

Pada tahun 1922 pada jaman penjajahan Belanda oleh Y. Everen (Presiden Priangan) Pananjung dijadikan taman baru, pada saat melepaskan seekor banteng jantan, tiga ekor sapi betina dan beberapa ekor rusa.

Baca Juga:Cerita Sejarah Batu Menangis di Kalimantan Barat, Percuma Cantik atau Ganteng Kalau Durhaka Ke Orang Tua5 Rekomendasi Pantai Terindah di Indonesia, Ajak Doi Kesini Dijamin Langgeng

Karena memiliki keanekaragaman hewan dan jenis-jenis tanaman langka, agar kelangsungan habitatnya dapat terjaga maka pada tahun 1934 Pananjung dijadikan suaka alam dan marga satwa dengan luas 530 Ha.  

0 Komentar