sumedangekspres – Konglomerat Haji Isam, Dulunya Pernah Jadi Tukang Ojek, Nama Haji Isam menjadi sorotan sebagai sultan atau crazy rich Batulicin.
Ceritanya cukup menarik perhatian yang awalnya seorang tukang ojek sampai menjadi konglomerat sukses.
Seperti cerita yang sering kalian dengar zero to hero, Haji Isam ini memiliki nama asli Andi Syamsuddin Arsya, ia memulai usahanya dari nol bener-bener memotivasi dia ini bukan pewaris tahta yang tiba-tiba memiliki urang puluhan miliar dan gajelas uangnya darimana terus jadi pewaris.
Baca Juga:Jadwal Film di Bioskop Sumedang XXI, Jadwal Film 28 Februari 2024Mazda Astina Kecil-Kecil Cabe Rawit Pedas
Membangun Usaha dari nol sampai bisa membangun gurita bisnis yang sering dikenal banyak orang.
Bahkan Haji Isam ini sempat menjadi tukang ojek, dagang, dan operator alat berat.
Meskipun sekarang Haji Isam berjaya di Kalimantan Selatan, ternyata Haji Isam ini bukan orang asli daerah Kalimantan Selata. Andi Syamsuddin Arsyad bin Andi Arsyad ini memang lahir di Batulicin Kalimantan Selatan 1977.
Namun keluarga Haji isam ini berasal dari desa di Bone, Sulawesi Selatan, daerah ini merupakan daerah etnis Bugis. Andi Arsyad menurut berbagai sumber merupakan seorang pendagang tembakau yang merantau ke Kalimantan Selatan. Haji Isam ini memulai kejayaannya dari bawah karena bukan pewaris, ia pernah bekerja sebagai supir pengangkut kayu.
Haji Isam ini saat mudanya mengenal penambangan batu bara lokal yang bernama Johan Maulana dari 2001 dia mengikuti Johan Maulana dan mengasah ilmu alias belajar cara mengelola pertambangan.
Nah setelah belajar selama bertaun-taun dari Johan Maulana, Haji Isam saat mudanya memulai langkah yang penting di bisnis batu bara yang kemudian yang telah mengubah hidupnya.
“Di tahun 2003 Pak Johan memberikan pinjaman kepada saya modal untuk menyewa alat beerat untuk pertambangan” Ucap Haji Isam kepada awak media.
Baca Juga:4 Resep Olahan Es untuk Buka Puasa Anti Kolesterol5 Tipe Orang Yang Cuma Memanfaatkanmu, Awas Ada Serigala Bermuka Bagong
Kemudian Haji Isam jadi kontraktor pelaksana di suatu perusahaan yang bernama PT Arutmin Indonesia, yang masih bagian dari perusahaan yang bernama PT Bumi Resource Tbk milik keluarga Bakrie, lalu bendera CV Jhonlin Baratama.
Kemudian usahanya melebarkan CV pun berubah menjadi PT Jhonlin Baratama. Dengan perubahan perusahaan menjadi PT Jhonlin menambang hingg 400 ribu ton per bulan dengan omset 40 miliar dalam satu bulan.