sumedangekspres – Kemenag Laporkan Ketinggian Hilal Awal Ramadan yang Masih Rendah.
Cecep Nurwendaya, anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, mengungkapkan bahwa visibilitas hilal awal Ramadan masih belum memenuhi kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei Indonesia Malaysia Singapura), sehingga kemungkinan tidak dapat teramati (rukyat).
Dalam paparan tentang hilal awal Ramadan di Jakarta pada hari Minggu, Cecep menjelaskan bahwa kriteria MABIMS menetapkan bahwa hilal dapat teramati secara astronomis jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat.
Menurut Cecep, pada 10 Maret 2024, saat Magrib, tinggi hilal di seluruh Indonesia berada antara -0°20‘01“ hingga 0°50‘01“, dengan elongasi antara 2°15‘53“ hingga 2°35‘15“. Berdasarkan angka tersebut, secara teoritis, hilal menjelang awal Ramadan 1445 H diprediksi tidak akan terukyat karena berada di bawah kriteria Imkan Rukyat.
Baca Juga:Gelar Pasar Murah untuk Menstabilkan Harga Bahan Pokok Jelang RamadhanBale Ternak untuk Kemakmuran: Langkah Baznas Sumedang di Desa Cijeungjing Jatigede
Cecep menyimpulkan bahwa berdasarkan data tersebut, awal bulan Ramadan kemungkinan jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024, jika dikaitkan dengan potensi rukyatul hilal secara astronomis atau hisab. Hasil hisab ini nantinya akan dikonfirmasi melalui pengamatan hilal (rukyatulhilal).
Rukyatulhilal diadakan hari ini di 134 titik di seluruh Indonesia oleh Kementerian Agama.
Sidang Isbat untuk menentukan awal Ramadan 1445 H akan mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan astronomis atau hisab, serta hasil konfirmasi lapangan melalui pemantauan hilal.
Demikian pembahasan mengenai Kemenag Laporkan Ketinggian Hilal Awal Ramadan yang Masih Rendah.***