sumedangekspres – Pada Minggu, 10 Maret 2024, Kementerian Agama Indonesia akan menggelar Sidang Isbat untuk menetapkan awal bulan Ramadan atau 1 Ramadan 1445 H.
Sidang ini merupakan acara penting yang bertujuan memberikan kepastian bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah mereka.
Mengapa Sidang Isbat Digelar?
Umat Islam di Indonesia menggunakan dua metode dalam menentukan awal bulan Ramadan, yaitu hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (pengamatan langsung kondisi Bulan).
Baca Juga:Hilal Itu Apa Artinya? Yuk Cek!Begini Cara Minum Air Putih Saat Puasa yang Benar
Sidang Isbat digelar untuk menggabungkan hasil hisab dan laporan kesaksian penampakan hilal, sehingga memberikan kepastian bagi umat Islam dalam memulai ibadah puasa Ramadan.
Mekanisme Sidang Isbat
Sidang Isbat melibatkan berbagai pihak, termasuk Tim Hisab Rukyat, perwakilan ormas Islam, instansi terkait, dan perwakilan negara sahabat.
Pembahasan utama dalam sidang ini meliputi hasil hisab, hasil rukyat hilal dari berbagai daerah, serta pendapat dari peserta sidang.
Sidang diakhiri dengan persetujuan peserta dan penandatanganan Keputusan Menteri Agama tentang awal bulan hijriah.
Sejarah Sidang Isbat
Sidang Isbat pertama kali digelar pada tahun 1950-an atau 1962, dengan tujuan menentukan awal bulan Ramadan dan Idul Fitri.
Sejak itu, Sidang Isbat menjadi mekanisme resmi yang ditetapkan oleh Kementerian Agama untuk menetapkan tanggal awal bulan hijriah.
Peran Badan Hisab dan Rukyat
Pada tahun 1970-an, Kementerian Agama membentuk Badan Hisab dan Rukyat (BHR) untuk menangani penetapan awal bulan Islam.
Baca Juga:Tetap Makan Gorengan, Ini Cara Diet yang Nyaman!7 Cara Menghabiskan Waktu Tanpa HP
BHR, yang kemudian berubah nama menjadi Tim Hisab dan Rukyat, bertugas menyatukan penentuan awal bulan Islam, menjaga persatuan umat Islam, dan mengatasi perbedaan dalam pandangan ahli hisab dan rukyat.
Dengan demikian, Sidang Isbat dan Badan Hisab dan Rukyat merupakan bagian penting dari mekanisme penetapan awal bulan Ramadan dan perayaan Islam lainnya di Indonesia.
Melalui proses yang transparan dan melibatkan berbagai pihak, diharapkan umat Islam dapat menjalankan ibadah mereka dengan keyakinan dan kepastian.