sumedangekspres, CIMANGGUNG – Pasar Tradisional Parakanmuncang mengalami perubahan signifikan dengan adopsi sistem pembayaran non-tunai menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Langkah tersebut bertujuan untuk memodernisasi pasar tradisional dan meningkatkan kenyamanan dalam bertransaksi.
“Namun, meskipun sistem baru ini telah diterapkan, belum semua pedagang bersedia beralih ke metode pembayaran digital,” ujar Koordinator Pasar Tradisional Parakanmuncang, Amung.
Dia mengungkapkan meskipun proses digitalisasi pasar telah dimulai sekitar sebulan yang lalu, masih banyak pedagang yang belum sepenuhnya terbiasa dengan perubahan tersebut.
Baca Juga:Pembangunan Masjid Terkendala BiayaRamadan Momentum Tingkatkan Keimanan
Menurutnya, salah satu perubahan yang cukup mencolok adalah penggunaan QRIS sebagai metode pembayaran yang menggantikan transaksi tunai. Meskipun demikian, tidak semua pedagang telah mengadopsi teknologi ini dengan baik.
“Dari total 234 kios yang ada di Pasar Parakanmuncang, hanya sebagian kecil yang telah menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran retribusi. Sistem hibrida yang menggabungkan pembayaran manual dan QRIS saat ini masih menjadi pilihan bagi sebagian besar pedagang,” jelasnya.
Meskipun demikian, Amung menekankan bahwa adopsi QRIS akan memberikan beragam manfaat, terutama dalam hal kemudahan transaksi bagi konsumen.
Namun, tidak semua pedagang merespons positif terhadap perubahan ini. Safrizal, seorang pedagang bumbu giling, lebih memilih untuk tetap menggunakan pembayaran manual daripada QRIS. Alasannya, ia merasa bahwa penggunaan QRIS akan membuat proses pembayaran menjadi lebih rumit, terutama karena ia tidak memiliki rekening di bank yang sama dengan yang bekerjasama dengan QRIS. (kos)