sumedangekspres – Tradisi dan Adat Unik Saat Puasa Ramadhan di Berbagai Negara.
Bulan Ramadan adalah salah satu waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia.
Selain menjadi bulan penuh ibadah dan refleksi spiritual, Ramadan juga diwarnai dengan berbagai tradisi yang unik dan menarik.
Baca Juga:Tujuan Spiritual dan Kemanusiaan Dalam Ibadah Puasa Ramadhan5 Tips Menjaga Keseimbangan Antara Ibadah dan Kegiatan Sehari-hari
Di berbagai negara, tradisi-tradisi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Ramadan dan memperkaya pengalaman keagamaan umat Islam.
Mari kita menjelajahi beberapa tradisi menarik yang dilakukan di berbagai belahan dunia selama bulan Ramadan.
Tradisi dan Adat Unik Saat Puasa Ramadhan di Berbagai Negara
1. Tradisi Tembakan Meriam di Lebanon
Salah satu tradisi yang paling mencolok dan unik selama bulan Ramadan adalah tembakan meriam di Lebanon.
Meskipun terdengar mengerikan, tembakan meriam ini sebenarnya menjadi momen yang dinantikan dengan antusiasme oleh penduduk setempat.
Setiap hari selama bulan Ramadan, meriam ditembakkan untuk menandai berakhirnya waktu berpuasa.
Tradisi ini, yang dikenal sebagai “midfa al iftar”, dimulai lebih dari 200 tahun lalu di Mesir dan kemudian menyebar ke berbagai negara Timur Tengah termasuk Lebanon.
2. Pengamatan Bulan sebagai Tanda Lebaran di Afrika Selatan
Baca Juga:Tips Menjaga Kesehatan Mental Selama Puasa Ramadhan10 Resep Makanan Sehat untuk Sahur dan Buka Puasa
Di Afrika Selatan, tradisi pengamatan bulan menjadi momen penting yang menandai kedekatan akhir Ramadan.
Para pengamat bulan yang ditunjuk secara resmi oleh Dewan Peradilan Muslim Afrika Selatan akan berdiri di sepanjang pantai untuk mencari penampakan bulan baru.
Mereka akan memberi tahu komunitas Muslim bahwa lebaran sudah dekat saat bulan baru terlihat dengan mata telanjang.
Pemandangan ini bukan hanya unik tetapi juga mempesona bagi mereka yang menyaksikannya.
3. Pengumuman Sahur dari Para Drummer di Turki
Di Turki, tradisi pengumuman sahur dari para drummer telah berlangsung sejak zaman Kesultanan Utsmaniyah.
Para penabuh drum akan berkeliling di jalanan pada pagi hari menjelang sahur untuk membangunkan orang-orang yang berpuasa.
Meskipun saat ini teknologi jam alarm sudah tersedia, tradisi ini tetap lestari. Lebih dari 2.000 penabuh drum masih aktif di Turki, mengenakan kostum tradisional Ottoman dan mengandalkan kemurahan hati warga untuk memberi tip atau bahkan mengundang mereka untuk berbagi makanan sahur.