sumedangekspres – JATINANGOR – Warga Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan sekitarnya sedang merasakan dampak cuaca panas yang cukup menyengat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi karena posisi matahari yang tak jauh dari ekuator, yang saat ini berada di Belahan Bumi Utara (BBU).
Menurut Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu, posisi matahari yang mendekati ekuator tersebut menyebabkan sejumlah wilayah, termasuk Kabupaten Bandung, menerima penyinaran maksimum, meningkatkan suhu udara secara signifikan.
“Cuaca panas yang tengah dialami Kabupaten Bandung saat ini merupakan efek dari posisi matahari yang berada dekat dengan ekuator, yang memicu penyinaran intensif di wilayah Indonesia,” ungkap Rahayu.
Baca Juga:Sharing dengan Ridwan Kamil, Suhendrik Optimistis Kota Cirebon Bisa Semaju Kota BandungKorsleting Listrik, Rumah Panggung di Cimanggung Kebakaran
Selain itu, Rahayu juga menjelaskan bahwa cuaca panas saat ini merupakan bagian dari gerak semu matahari, sebuah siklus alam yang terjadi setiap tahun. Menurut analisis BMKG, bulan Mei 2024 adalah periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, yang biasanya disertai dengan cuaca ekstrem.
“Pada periode peralihan musim seperti sekarang, kita sering mengalami kondisi cuaca yang tidak menentu, seperti hujan lebat yang disertai petir, angin kencang, dan bahkan hujan es,” jelasnya.
Ayu juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, mengingat karakteristik peralihan musim yang tidak menentu. Salah satu tanda peralihan musim yang bisa dikenali adalah pola hujan yang cenderung tidak merata, terutama pada sore hingga malam hari setelah udara terasa hangat dan terik di pagi hingga siang hari.
Dalam analisis BMKG, suhu maksimum di wilayah Bandung Raya pada periode 26 April hingga 1 Mei 2024 berkisar antara 29.0 °C hingga 31.0°C, yang masih termasuk dalam kategori normal. Meskipun demikian, BMKG tetap meminta masyarakat untuk waspada terhadap potensi dampak cuaca buruk, terutama di masa peralihan musim.
Prediksi suhu tertinggi untuk wilayah Jawa Barat diperkirakan mencapai antara 35 hingga 37 derajat Celsius, sementara Kabupaten Bandung diperkirakan berkisar antara 30 hingga 33 derajat Celsius.
“Arsitektur cuaca yang tidak stabil dapat meningkatkan potensi pembentukan awan konvektif, yang berpotensi memicu petir, angin kencang, dan bahkan hujan es,” tambah Ayu.