Sekilas Tentang Bangunan Lingga Terletak DiTengah-tengah Pusat Kota Sumedang Saat Ini

Bangunan Lingga
Sekilas Tentang Bangunan Lingga Terletak DiTengah-tengah Pusat Kota Sumedang Saat Ini
0 Komentar

sumedangekspres – Sekilas Tentang Bangunan Lingga Terletak DiTengah-tengah Pusat Kota Sumedang Saat Ini

Bangunan yang berada di tengah Alun-alun Sumedang diresmikan langsung oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Dr. Dirk Fock, pada tanggal 25 April 1922. Monumen Lingga dibangun untuk mengenang jasa Bupati Sumedang saat itu, Pangeran Aria Suria Atmadja. Pangeran Aria Suria Atmadja merupakan Bupati Sumedang terakhir yang bergelar pangeran.

Dia juga dikenal dengan sebutan Pangeran Makkah karena meninggal dunia di Makkah pada tanggal 1 Juni 1921, setelah memilih pensiun dari jabatannya sebagai Bupati yang dia pegang dari tanggal 31 Januari 1883 hingga 5 Mei 1919.

Baca Juga:Asal Muasal Sejarah Marongge Yang Tidak Asing Bagi Masyarakat SumedangPatung Kuda Renggong Disamoja Sumedang

Sepuluh bulan setelah kepulangannya, tepatnya pada 25 April 1922, orang-orang berkumpul di Alun-alun Sumedang untuk menghormati jasanya dengan menyaksikan peresmian sebuah monumen yang kemudian dikenal sebagai Monumen Lingga.

J.Z Van Dijck dikenal sebagai orang yang merancang Monumen Lingga yang terletak di Alun-alun Sumedang. Hal ini tercatat dalam surat kabar Preangerbode-Culture en Handelsblad yang terbit pada Senin, 16 Januari 1922. Di sana disebutkan bahwa J.Z Van Dijck, seorang mantan guru di Garut, dipercayakan sebagai arsitek yang bertanggung jawab atas rancangan detail monumen.

Selain Van Dijck, W.H. Elsman juga terlibat dalam pembangunan monumen. Dia adalah seorang pegawai di suatu departemen pekerjaan daerah di Garut yang bertanggung jawab dalam perhitungan anggaran pembangunan tersebut.

Selain itu, H. Buijs bertindak sebagai koordinator pelaksana dalam pembangunan monumen tersebut. Dia adalah seorang insinyur konstruksi di Bandung, atau yang sebelumnya bekerja sebagai pelaksana pekerjaan konstruksi di Bandoengsche T.H.

H.Buijs, selaku koordinator pelaksana, bersama J.Z van Dijck sebagai arsitek, dan W.H. Elsman yang bertanggung jawab atas anggaran, mengajukan anggaran sebesar f7.000 (7.000 gulden) untuk pembangunan monumen. Sementara itu, Dr. C. Kunst, yang dipercaya untuk merancang padang rumput model kota, mengajukan anggaran sebesar f5.000. Informasi ini terdokumentasi dalam surat kabar Preangerbode – Culture en Handelsblad yang terbit pada Senin, 16 Januari 1922.

Yayasan Pangeran berhasil mengumpulkan sumbangan sebesar f31.000 untuk mendukung proyek tersebut. Setelah mengalokasikan f7.000 untuk pembangunan monumen dan f5.000 untuk padang rumput, sisa anggaran sebesar f19.000 disimpan dalam bentuk rekening giro di Sumedangsche Afdeelingsbank. Dari sisa anggaran tersebut, f18.000 diinvestasikan dalam bentuk deposito di bank yang sama untuk mendapatkan keuntungan dari bunga yang dihasilkannya.

0 Komentar