sumedangekspres – ISTIMEWAAde Sunarya** Pengamat Pemilu dan Demokrasi
Jelang Pilkada 2024, Saling Kunjung Jadi Fenomena Baru
KOTA – Atraksi politisi saling berkunjung bahkan lintas ideologi partai serta calon bupati dan wakil bupati mendaftar ke partai lain ditanggapi pengamat Pemilu dan Demokrasi, Ade Sunarya.
Menurutnya, ini merupakan sebuah fenomena baru sebagai pertanda bahwa para bakal calon bupati atau wakil bupati tidak merasa percaya diri walaupun memiliki kendaraan partai politik (dalam artian kader parpol).
“Terasa agak kurang gentle man kalau kader sebuah parpol mendaftarkan diri ke parpol lain,” kata Ade kepada Sumeks, Rabu (8/5/2024).
Baca Juga:Petani Meradang, Tanaman Padi Baru Ditanam RusakSekilas Tentang Bangunan Lingga Terletak DiTengah-tengah Pusat Kota Sumedang Saat Ini
Disebutkan, dalam etika politik dan pendidikan politik tentu ini kurang baik, kurang mendidik masyarakat.
“Ideologi dan flatform parpol sebagai jantung penggerak parpol seakan-akan tidak berfungsi optimal, malahan cenderung pragmatis,” tandasnya.
Ade berpendapat, kalau mau menjalin komunikasi dan merajut kerjasama hingga terbentuk komitmen aliansi dan koalisi tentu tidak mesti mendaftar ke parpol lain.
“Bagaimana kalau seandainya parpol tersebut dalam mekanisme internalnya mensyaratkan agar menjadi anggota dan ber KTA,” tanyanya.
Dia mengakui, sejauh yang dirinya tahu ini baru terjadi. Lumrahnya kalau akan menjalin koalisi tentu dilakukan safari politik semacam penjajakan. “Itu pun dengan mempertimbangkan kesamaan visi misi serta ideologi, kesamaan sejarah, dan gerakan,” paparnya.
Dia mengatakan, kalau metode komunikasinya terus seperti ini tentu akan mengikis semangat dan kebanggaan para kader parpol terhadap perjuangan parpol. Kedepan parpol akan ditinggalkan oleh kader.
“Parpol kader ataupun parpol massa tentu akan merasa bangga apabila mau dan mampu melahirkan pemimpin dari hasil pendidikan di internal parpol,” tuturnya. (bim)