sumedangekspres – KOTA – Harga sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Inpres Sumedang mengalami kenaikan. Komoditas daging ayam potong dan sayuran kol yang mengalami kenaikan paling signifikan.
Awalnya, harga daging ayam potong dijual Rp 38.000 per kilogram. Namun, kni dijual Rp 42.000 per kilogramnya.
Kenaikan harga daging ayam sudah terjadi sejak dua minggu terakhir. Bahkan, kenaikan harga daging ayam ini sudah terjadi di tingkat peternak. Peternak menjual dengan harga Rp 39.000 per kilogramnya.
Baca Juga:Produk Kerajinan Tangan Jabar Ramaikan Expo DekranasHUT Kodam III Siliwangi ke-78: Kodim 0610/Sumedang Gelar Karya Bakti
“Harganya naik turun sudah hampir dua minggu sekarang harganya terus-terusan naik, dari harga jual Rp 38 ribu, 39, 40, sampai sekarang dijual Rp 42 ribu per kilogram,” kata Pedagang daging ayam, Erni Suryani, baru-baru ini.
Dikatakan, naiknya harga daging ayam diduga dipicu akibat kurangnya pasokan dari peternak. Lantaran banyak yang tidak berproduksi saat momen lebaran Idulfitri kemarin.
“Naiknya harga daging ayam disebabkan karena banyak peternak yang tidak ternak dan banyak yang libur dari peternak ayamnya,” katanya.
Selain dipasok dari peternak, kata dia, pihaknya juga dikirim dari PT stoknya sama berkurang apalagi mau mendekati Idul Adha.
Meski belum berpengaruh tehadap jumlah pembelian karena banyak masyarakat yang menggelar hajatan, namun akibat kenaikan harga ini, Erni mengaku mengalami penurunan omset hingga 40 persen.
“Naiknya harga daging ayam membuat pendapatan menurun sekitar 30 sampai 40 persen. Apalagi selain naiknya harga daging ayam naiknya harga sayuran berdampak juga,” ucapnya.
Sementara itu salah seorang pembeli, Rohaeni mengaku naiknya harga daging ayam membuat dirinya terpaksa harus lebih membatasi belanjaannya.
Baca Juga:Yudia Ramli Tantang Disdik Optimalkan Layanan Dasar Sektor PendidikanKoordinasi dengan Menko Perekonomian, Dirjen Penataan Agraria Laporkan Progres Reforma Agraria
“Iya kalau ada uang beli kalau tidak ada ga memaksakan, barusan juga membeli 3 Kilogram untuk dikonsumsi di rumah,” kata Rohaeni. (bim)