Perbedaan Pakaian Badui Dalam dijahit langsung Dengan Tangan Sedangkan Badui Luar dibuat Dengan Mesin Jahit

Pakaian Suku Badui Dalam dan Luar
Pakaian Suku Badui Dalam dan Luar: terlihat adanya perbedaan warna, Suku Badui Dalam Berwana Putih, Sedangkan Suku Badui Luar Berwarna Hitam
0 Komentar

sumedangekspres – Perbedaan Pakaian Badui Dalam dijahit langsung Dengan Tangan Sedangkan Badui Luar dibuat Dengan Mesin Jahit

1. Badui Dalam: Pakaian laki-laki suku Badui dalam sangatlah sederhana. Mereka tidak memiliki kantong, kancing, atau kerah pada pakaian mereka, dan yang lebih penting lagi, semua pakaian dijahit dengan tangan. Ini merupakan sebuah keterampilan luar biasa yang diwariskan secara turun-temurun oleh para perempuan suku Badui dalam, yang mulai diajarkan kepada anak-anak perempuan mereka sejak kecil.

Pakaian mereka, yang dikenal sebagai jamang sasang, berwarna putih, melambangkan kesucian dan ketidakterpengaruhannya oleh budaya luar. Laki-laki suku Badui tidak mengenakan celana seperti kebanyakan laki-laki, mereka hanya mengenakan sarung hitam yang disebut samping aros, yang diikat di pinggang hingga di atas atau hingga batas lutut. 

Baca Juga:Jenis Pakaian Khas Kanekes Suku Badui Pria dan WanitaPemprov Jabar dan GIPI : Sepaham Bangun Industri Pariwisata Jabar dan Ambil Hikmah Kejadian Subang

Di kepala, mereka mengenakan selembar kain putih yang dikenal sebagai telekung, yang tidak dijahit di bagian belakang sehingga ujung kain terlihat. Di pinggang, mereka menggunakan kain putih sebagai pengikat sarung, sementara di pergelangan tangan, mereka mengenakan gelang kanteh, yang terbuat dari benang kapas yang dipilin dan dianyam.

2. Badui Luar: Perbedaan pakaian yang paling mencolok dari suku Badui luar terletak pada warna, bentuk, dan cara pembuatannya. Mereka sering menyebutnya sebagai “baju kampret”, yang biasanya berwarna biru gelap atau hitam. 

Pakaian ini sudah dijahit menggunakan mesin jahit dan bahannya sering kali dari pabrik, memungkinkan penggunaan kantong, kancing, dan bahkan kerah. Hal ini menunjukkan bahwa suku Badui luar, yang dikenal sebagai penamping, telah menerima pengaruh budaya dari luar suku Badui.

Model pakaian “kampret” biasanya terdiri dari baju putih di bagian dalam yang ditutupi dengan baju lengan panjang berwarna hitam di bagian luar. Bagian bawahnya kadang-kadang menggunakan celana seperti yang umumnya dipakai oleh laki-laki, meskipun beberapa masih memilih untuk mengenakan sarung poleng hideung dengan ikat pinggang adu mancung. 

Seperti suku Badui dalam, laki-laki suku Badui luar juga menggunakan ikat kain lomar dengan motif batik berwarna biru.

3. Aksesoris: Suku Badui memiliki makna mendalam. Gelang tidak hanya sebagai hiasan tangan, tetapi juga dianggap sebagai penolak bala. Bahan pembuatannya bervariasi, dari logam, akar rotan, hingga akar pohon. Gelang sering kali melekat di tangan pengguna hingga akhir hayat.

0 Komentar