Dalam paparan Dr Aqua Dwipayana menjelaskan Ditpolairud harus mampu beradaptasi dengan perubahan dan tantangan yang terus berkembang, baik dari aspek teknologi, operasional, maupun lingkungan.
Oleh karena itu, lanjut pembicara laris ini, kolaborasi dengan berbagai pihak, peningkatan kemampuan sumber daya manusia, dan pemanfaatan teknologi modern merupakan langkah penting untuk menghadapi tantangan tersebut. Dengan strategi yang tepat, Ditpolairud dapat terus meningkatkan efektivitas dan efisiensinya dalam menjalankan tugas menjaga keamanan dan kedaulatan wilayah perairan dan udara Indonesia.
“Ditpolairud menghadapi berbagai tantangan baik saat ini maupun di masa mendatang dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Tantangan-tantangan ini mencakup berbagai aspek seperti operasional, teknologi, hukum, dan lingkungan,” ungkap Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat tersebut.
Baca Juga:Bendera Merah Putih Membentang Sepanjang 300 Meter di Kirab Pancasila 2024Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana Tegaskan Diplomasi TNI Angkatan Laut Membutuhkan Kemampuan Komunikasi
Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat itu mengidentifikasi beberapa tantangan terkini bagi personel Kepolisian Air dan Udara. Pertama, dari sisi keamanan perairan penegakan hukum di perairan, termasuk pemberantasan perompakan, penyelundupan, dan pencurian ikan, merupakan tugas yang terus-menerus menantang Ditpolairud. Keamanan perairan sangat penting untuk menjaga kedaulatan dan kekayaan alam Indonesia.
Kemudian, tambah Dr Aqua Dwipayana, perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Perubahan iklim menyebabkan cuaca yang lebih ekstrem, yang bisa mengganggu operasi di laut dan udara. Ditpolairud harus siap menghadapi kondisi cuaca yang tidak terduga dan sering kali berbahaya.
“Selanjutnya, terorisme dan kejahatan terorganisir. Ancaman dari kelompok teroris dan kejahatan terorganisir yang memanfaatkan jalur laut dan udara untuk kegiatan ilegal seperti perdagangan narkoba dan penyelundupan senjata,” kata Dr Aqua Dwipayana menguraikan.
Penulis buku super best seller Trilogi The Power of Silaturahim itu juga mengulas tantangan berupa kerusakan lingkungan. Tugas melindungi lingkungan laut dari pencemaran dan eksploitasi ilegal (seperti penambangan ilegal di laut) juga menjadi tantangan besar. Ditpolairud perlu berperan aktif dalam pengawasan dan penindakan.
“Tantangan yang juga menantang dari aspek sarana dan prasarana. Keterbatasan sarana dan prasarana, seperti kapal dan pesawat yang memadai, teknologi deteksi, serta sistem komunikasi dan navigasi yang canggih, masih menjadi kendala dalam operasi Ditpolairud,” ujar Dr Aqua Dwipayana yang telah memotivasi jutaan orang baik di Indonesia maupun di puluhan negara.