“Terbukanya peluang ekspor ini melalui dua cara. Yaitu kami bawa sendiri, antara lain saat mengikuti pameran antara lain bersama KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) dan Athan (Atase Pertahanan). Sehingga sudah terbentuk pasarnya, antara lain di Mesir mulai 2022. Lainnya adalah lewat diaspora warga Indonesia yang tinggal di luar negeri. Baik yang kami kirimkan ke sana mau pun beli putus,” tukasnya.
Terkait omzet dan penjualan, Ravie Cahya Ansor menyatakan bahwa penjualan saat pandemi COVID-19 tergolong membanggakan. “Bila estimasi penjualan kami di masa normal adalah 7.000 – 10.000 pieces per bulan, maka saat pandemi bisa melonjak dua sampai tiga kali kondisi normal. Kini kami berada dalam kondisi normal, akan tetapi tetap semangat memasarkan dan melakukan kreasi untuk pemasaran atau penjualan sehingga meningkat kembali. Termasuk mengadakan perluasan pasar,” imbuhnya.
Ditemui pada kesempatan terpisah, Supari, Direktur Bisnis Mikro BRI mengatakan BRI selalu konsisten dalam memberikan dukungan permodalan bagi pelaku UMKM dan memberikan pendampingan usaha dalam pengembangan produk hingga upaya digitalisasi pelaku UMKM.
Baca Juga:BRI Pulihkan Ekosistem dan Lawan Perubahan Iklim Melalui Program BRI Menanam – Grow & GreenWujudkan Smart City di IKN, PLN Siapkan Jaringan Listrik Terintegrasi Layanan Teknologi Digital
“Kisah produsen sekaligus pelaku UMKM keripik kulit ikan ini menjadi salah satu contoh bagaimana pembiayaan yang diberikan serta pendampingan usaha yang kami berikan dapat mendorong kapasitas usaha pelaku UMKM’’, ungkapnya.
Seperti diketahui, BRI merupakan perbankan di Indonesia yang menjadi penyalur KUR terbesar, yang setiap tahunnya terus meningkat. Sepanjang Januari hingga April 2024, BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp59,96 triliun kepada 1,2 juta debitur. Pencapaian tersebut setara 36% dari target penyaluran KUR yang dibreakdown oleh pemerintah kepada BRI di tahun 2024 yakni sebesar Rp165 triliun.