sumedangekpres – Kemenperin Ciptakan Inovasi Penunjang Alat Berat guna mendukung peningkatan kinerja industri alat berat.
Sampai saat ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) masih terus mendorong pengembangan dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) industri.
Dalam upaya mencetak SDM industri yang kompeten, memaksimalkan penyelenggaraan pendidikan vokasi merupakan salah satu langkah untuk memaksimalkan penyelenggaraan pendidikan vokasi.
Baca Juga:PHK Massal Industri Tekstil, Begini Respon KemnakerTebar Qurban Sampai Palestina! Dompet Dhuafa buat Qurban Kemasan Kaleng
Politeknik STMI Jakarta menjadi salah satu unit pendidikan yang dimiliki Kemenperin untuk meningkatkan Kompetensi SDM industri alat berat.
Politeknik STMI Jakarta sendiri telah menjalin kerja sama dengan PT. Komatsu Indonesia dalam upaya pelaksanaan program pendidikan setara Diploma 1 untuk program studi manufaktur alat berat.
“Kemenperin juga berkomitmen dalam perbaikan serta pengembangan berkelanjutan dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja di industri saat ini,” tutur Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya pada Kamis (13/06).
Hal serupa diungkapkan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Masrokhan, dalam kunjungannya ke pabrik di PT Komatsu Indonesia beberapa waktu lalu.
Dalam kunjungan tersebut, Masrokhan yang didampingi oleh Jamalludin (Presiden Direktur PT Komatsu Indonesia) dan Amrin Rapi (Direktur Politeknik STMI Jakarta), turut menyaksikan presentasi dari beberapa lulusan program D1.
“Kami telah membuktikan keberhasilan improvement dari alumni program kerja sama pengadaan kelas industri ini,” Kata Masrokhan.
Keberhasilan improvement itu disampaikan oleh Sarni Mulyani, alumni D1 Batch 4 yang telah berhasil melakukan improvement dengan merancang dan membuat jig untuk handling pump dan stand khusus pump yang mempermudah proses pemasangan Main Pump Engine.
Baca Juga:Sri Mulyani Tegas Tolak Roadmap Dengan Rasio Pajak 23 PersenPolisi Luncurkan Tilang Elektronik Baru
Inovasi ini telah berhasil diimplementasikan di divisi engineering dan telah mampu menurunkan waktu proses dari 90 menit menjadi 80 menit (sesuai target).
“Bentuk keberhasilan pada improvement di sektor alat berat ini menjadi bukti nyata dari hasil kerja sama yang telah dijalankan sesuai dengan tujuan, yakni pembentukan SDM industri yang terampil dan kompeten,” ujar Masrokhan.
Kemenperin akan terus menjaga komitmen untuk dapat memperkecil competency gap antara dunia industri dengan dunia pendidikan.