Warga RW07 Desa Cileunyi Wetan Bandung Kelola Sampah Mandiri

Ketua RW07 Desa Cileunyi Wetan, Ade Juhana
Ketua RW07 Desa Cileunyi Wetan, Ade Juhana tengah menunjukkan tempat pengembang biakkan magot di area pengolahan sampah mandiri. (Yanuar/Jabar Ekspres)
0 Komentar

sumedangekspres – Sampah masih menjadi persoalan yang memerlukan penanganan dan perhatian serius, baik dari pemerintah maupun setiap lapisan masyarakat.

Setiap daerah, termasuk wilayah Kabupaten Bandung di Provinsi Jawa Barat, menghadapi tantangan yang serupa. Masalah sampah terus menjadi beban yang berat untuk diselesaikan.

Hingga saat ini, penanganan timbulan sampah belum optimal, di mana penyelesaiannya sebagian besar hanya mengandalkan sistem angkut dan pembuangan ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS).

Baca Juga:Viral! Seorang Pemuda di Temukan Tewas Bunuh Diri, Cilengkrang BandungViral Video Warga Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor yang Melakukan Perbaikan Jalan Secara Swadaya

Seiring berjalannya waktu, Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat yang menerima sampah dari wilayah Bandung Raya, kini tidak lagi dapat menerima kiriman baru karena kapasitasnya telah mencapai batas maksimal.

Padahal, jika pengelolaan sampah dilakukan dengan baik, bukan hanya sebatas pengangkutan dan penampungan, dampaknya bisa sangat bermanfaat. Selain mengurangi volume tumpukan sampah dan menghemat lahan, hal itu juga dapat menghasilkan perputaran ekonomi yang positif.

Seperti yang dilakukan oleh warga RW07 Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, mereka mengelola sampah secara mandiri tanpa mengandalkan pengangkutan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung.

Ketua RW07 Desa Cileunyi Wetan, Ade Juhana, menjelaskan bahwa pengolahan sampah mandiri dilakukan melalui Kelompok Bank Sampah Mandiri (BSM) Tematik Maggot. “Kami melakukan pengolahan secara manual, termasuk pembakaran dan pemilahan sampah,” katanya kepada Jabar Ekspres pada Kamis (20/5).

Juhana menjelaskan bahwa kegiatan bank sampah ini dimulai sejak tahun 2020 dan hingga 2024, aktivitasnya tetap konsisten dilakukan dengan respons positif dari warga.

Meskipun demikian, berdasarkan informasi yang dihimpun Jabar Ekspres, Pemerintah Kabupaten Bandung saat ini masih menerapkan sistem angkut dan buang sampah.

Meskipun upaya pengolahan sudah mulai digaungkan, seperti penggunaan teknologi RDF, namun volume sampah yang besar belum tertangani sepenuhnya, sehingga masih harus dikirim ke TPAS Sarimukti.

Baca Juga:Keteladanan Seorang Pemimpin Tanpa Pamrih, Haul Bung Karno ke-54Tb Ardi Januar Politikus Gerindra, Mendeklarasikan Diri dalam Pilkada KBB

Berdasarkan data dari Portal Satu Data Kabupaten Bandung, timbulan sampah pada tahun 2023 mencapai 1.301,5 ton per hari, dengan jumlah penduduk menurut Badan Pusat Statistik mencapai 3.718.600 jiwa.Meskipun upaya pengolahan sudah mulai digaungkan, seperti penggunaan teknologi RDF, namun volume sampah yang besar belum tertangani sepenuhnya, sehingga masih harus dikirim ke TPAS Sarimukti.

0 Komentar