sumedangekspres – Penakaran rusa menjadi salah satu spot menarik yang dapat dikunjungi di Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda. Meskipun berada di dalam penakaran, rusa-rusa tersebut tinggal di lingkungan yang sangat asri.
Untuk mencapai penakaran rusa tersebut, pengunjung perlu memiliki tekad dan fisik yang cukup kuat. Lokasinya tidak terletak di pusat Tahura, melainkan sekitar 2,5 kilometer dari kantor utama kawasan hutan di Kabupaten Bandung.
Meskipun bisa dijangkau dengan motor, pengunjung disarankan untuk berjalan kaki atau menggunakan sepeda di kawasan tersebut. Hal ini juga merupakan bagian dari upaya menjaga kelestarian kawasan tersebut.
Baca Juga:Oknum Petugas Tiket, diduga Melakukan Pungutan Liar, Objek Wisata Sindangkerta CipatujahPolisi Dalami Penyebab Kebakaran SPBU di Nanggung Bogor
Motor yang beroperasi di kawasan itu hanya diperuntukkan bagi petugas, biasanya untuk antisipasi dalam kondisi darurat.
Olahraga memang harus menjadi niat bagi pengunjung yang ingin mengunjungi penakaran rusa tersebut. Mereka perlu berjalan kaki atau menggunakan sepeda untuk menempuh perjalanan sejauh 2,5 kilometer perjalanan pulang pergi.
Selama perjalanan, pengunjung tidak akan kecewa. Udara segar dan pepohonan rindang mengelilingi mereka. Pemandangan alam yang memanjakan mata terbentang dengan naik turunnya tebing dan keasrian pepohonan. Track perjalanan yang sudah diaspal dan dibeton membuat perjalanan lebih nyaman.
Selain itu, jika beruntung, pengunjung juga dapat bertemu dengan sejumlah satwa liar yang menjadi penghuni Tahura, seperti kawanan kera ekor panjang. Mereka juga dapat mempelajari berbagai macam flora yang tumbuh subur di kawasan tersebut.
Petugas Tahura telah memasang papan nama yang dilengkapi dengan barcode untuk sejumlah spesies flora yang tumbuh di kawasan tersebut. Ini merupakan paket lengkap bagi pengunjung karena mereka dapat berolahraga, menikmati wisata, sekaligus mendapatkan pendidikan mengenai flora di Tahura.
Jalur menuju lokasi penakaran rusa juga melewati beberapa objek unggulan Tahura seperti Goa Jepang dan Goa Belanda. Pengunjung dapat sekaligus mengunjungi objek wisata ini saat perjalanan.
Meskipun pengunjung mungkin merasa haus atau lapar selama perjalanan, mereka tidak perlu khawatir karena di sepanjang jalur tersebut banyak terdapat warung-warung yang menjual aneka makanan dan minuman. Misalnya gorengan dan buras yang disajikan dengan sambal kecombrang yang mantap, dan harganya cukup terjangkau.