sumedangekspres – Motif Penggunaan Sabu oleh Virgoun dan PA untuk Menjaga Stamina dan Kesehatan.
Dalam sebuah kasus kontroversial yang melibatkan penyanyi Virgoun dan temannya, PA, terungkap bahwa keduanya menggunakan narkoba jenis sabu dengan tujuan yang berbeda. Pengungkapan ini mengundang perhatian publik atas motif dan alasan di balik penggunaan sabu ini.
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol M Syahduddi, mengungkapkan bahwa Virgoun membeli sabu seharga Rp 1,6 juta per gram dengan tujuan utama untuk menurunkan berat badan. Penggunaan sabu sebagai cara untuk mengontrol berat badan menjadi sorotan, terutama setelah Virgoun mengalami perubahan drastis dalam penampilannya pasca-pisah dengan Inara Rusli.
Baca Juga:Update Terbaru Jadwal Pendaftaran CPNS 2024 dari BKNTruk Tronton Terguling di Pamulihan Bermuatan Kayu Bakar, Menutupi Ruas Jalan Simpang Parakanmuncang
Di sisi lain, PA menggunakan sabu untuk menjaga stamina saat bekerja. Penggunaan narkoba ini tidak hanya dipandang sebagai masalah kriminal, tetapi juga menyoroti penggunaan narkoba untuk tujuan yang berhubungan dengan kesehatan fisik dan stamina.
Syahduddi menjelaskan bahwa Virgoun dan PA memiliki hubungan dekat, mungkin tinggal dalam satu tempat atau memiliki keterkaitan kerja bersama. Meskipun mereka ditangkap atas dugaan penyalahgunaan narkoba, polisi tidak menemukan bukti bahwa keduanya terlibat dalam aktivitas peredaran narkoba yang lebih luas.
Keduanya telah menjalani proses asesmen di BNN Provinsi Jakarta untuk menentukan apakah mereka akan direhabilitasi atau dijatuhi hukuman penjara. Meskipun ditetapkan sebagai tersangka, mereka dipandang sebagai korban dalam kasus ini karena tidak terlibat dalam peredaran narkoba secara luas.
Kejadian ini menyoroti kompleksitas masalah penggunaan narkoba di kalangan masyarakat, di mana motivasi individu untuk mengonsumsi narkoba dapat bervariasi dari upaya untuk meningkatkan kinerja fisik hingga alasan personal yang lebih mendalam. Penggunaan sabu untuk tujuan kesehatan dan stamina menunjukkan bahwa pemahaman yang lebih dalam dan pendekatan yang holistik diperlukan dalam penanganan masalah ini.
Dalam konteks sosial dan hukum, kasus ini memicu diskusi tentang efek psikologis dan fisik dari penyalahgunaan narkoba, serta perlunya pendekatan rehabilitasi yang mempertimbangkan faktor-faktor penyebab dan motif penggunaan narkoba. Penanganan yang tepat dan pemahaman yang mendalam terhadap latar belakang individu dapat membantu mencegah dan mengurangi dampak buruk dari penyalahgunaan narkoba dalam masyarakat.