sumedangekpres – Kembali menjadi sorotan, Kepolisian kembali lakukan penggerebekan besa-besaran di Kampung Bahari, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, yang dikenal sebagai sarang narkoba dan dijuluki “Kampung Narkoba”.
Operasi ini merupakan bagian dari upaya kelanjutan untuk menghilangkan peredaran narkoba yang sudah mengakar di Kampung Bahari selama satu dekade terakhir.
Sejarah gelap Kampung Bahari sebagai pusat narkoba pertama kali mencuat pada tanggal 8 November 2013.
Baca Juga:Arus Lalu Lintas Terhambat karena Truk Muatan yang TergulingJangan Lewatkan Konser WayV di Jakarta 5 Oktober Mendatang! Beriku Harga Tiket Konser WayV
Saat itu, polisi berhasil menangkap dua pengedar narkoba dengan inisial JN dan HR, yang merupakan penduduk asli kampung tersebut.
Transaksi narkoba sering dilaporkan terjadi di kampung ini, dengan pasokan ganja yang berasal dari berbagai daerah seperti Sumatera dan Jawa Barat.
Setahun setelah kejadian tersebut, tepatnya pada 8 November 2014, polisi melakukan penggerebekan pertama di Kampung Bahari.
Dalam operasi ini, polisi menangkap 36 orang dan menyita berbagai jenis narkoba, termasuk 300 gram sabu-sabu, 500 butir ekstasi, dan 2 kilogram ganja.
Penggerebekan terbaru dilaksanakan pada Sabtu, 13 Juli 2024, yang menargetkan bedeng-bedeng di sepanjang rel yang memisahkan Kampung Bahari dengan Kampung Muara Bahari.
Wilayah ini dikenal sebagai “Texas,” dengan bedeng-bedeng di pinggir rel yang disebut “Apotek” oleh warga karena sering digunakan untuk transaksi dan konsumsi narkoba.
Bedeng-bedeng ini terbuat dari triplek dan dilapisi terpal biru. Saat operasi dilakukan, polisi menemukan kamera CCTV yang digunakan untuk memantau aktivitas di sekitar bedeng.
Baca Juga:2NE1 Akan Comeback Oktober Mendatang!Pemda Diharapkan Perbaiki Pasar, Ellys Langi Usulkan Jadi Pasar Induk
Di dalam bedeng, ditemukan alas karpet, pendingin ruangan, sound system, dan kasur lipat, menunjukkan bahwa tempat tersebut didesain untuk kenyamanan pembeli narkoba.
Kombes Pol G. Arif Seti mengungkapkan bahwa para bandar narkoba di Kampung Bahari menggunakan drone untuk mengawasi wilayah mereka dan menghindari penggerebekan polisi.
Drone ini terhubung ke layar televisi yang digunakan bandar untuk memantau kegiatan di sekitar mereka.
Dalam operasi terbaru ini, polisi berhasil menangkap 31 orang dan menyita barang bukti berupa 103 kilogram sabu-sabu, 26 paket kecil sabu-sabu, 12 timbangan digital, dua televisi dekoder, satu laptop, satu alat hitung uang, 11 alat hisap, satu senapan angin, empat air gun beserta gas CO2, 25 senjata tajam, satu drone, dan satu kotak petasan.