Puskesmas Cimalaka Capai Target Penurunan Stunting 

PAPARKAN: Kepala Puskesmas Cimalaka dr Hendriawan, saat memaparkan pencapaian target penurunan stunting di wil
PAPARKAN: Kepala Puskesmas Cimalaka dr Hendriawan, saat memaparkan pencapaian target penurunan stunting di wilayah kerjanya.kepada Sumeks, Selasa (23/7).
0 Komentar

sumedangekspres, CIMALAKA – Berdasarkan target penurunan stunting Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang untuk Kecamatan Cimalaka dari indikator kerja utama delapan Persen untuk tahun 2024.

“Alhamdulillah untuk tahun ini target tersebut tercapai berdasarkan penimbangan pada bulan Februari ada 8,01 sedikit di atas target Kabupaten dan untuk saat ini mungkin target tersebut mungkin sudah tercapai dibandingkan tahun 2023 kemarin, dan finalnya nanti pada penilaian stunting bulan Agustus, mudah- mudahan ada penurunan lagi,” Kata Kepala Puskesmas Cimalaka, dr Hendriawan, Selasa (23/7).

Ia mengatakan, kerjasama dan dukungan lintas sektor di Kecamatan Cimalaka cukup baik, mulai dari desa-desa dan Pemerintahan Kecamatan.

Baca Juga:Basarnas Bandung Beri Edukasi SAR untuk Anak-anakDitinggal Masak Air, Rumah di Kelurahan Regol Wetan Ludes Terbakar

“Anggaran dari Dana Desa juga di tiap desa masih berjalan dan tetap dilaksanakan dari mulai perencanaan, penanganan, dan pemberian makanan tambahan begitupun, pemerintah kecamatan juga mendukung kegiatan-kegiatan, seperti Gerakan Bersama (Geber) Lawan Stunting masih berjalan untuk lintas sektornya cukup mendukung,” katanya.

Lebih jauh dr Hendriawan menjelaskan, untuk penurunan stunting tersebut memang harus ada kerjasama lintas sektor untuk pencegahannya bukan hanya dari Puskesmas.

“Puskesmas itu sebagai fasilitator, yang utamanya dukungan pemerintah kecamatan, desa dan masyarakatnya, alhamdulillah desa- desa di Kecamatan Cimalaka sangat mendukung semua kegiatan-kegiatan penurunan stunting yang masih dilaksanakan seperti Rembug stunting dan lainya,” tuturnya.

Dia berharap, di Kecamatan Cimalaka jangan sampai ada stunting baru.

“Untuk mencapai harapan tersebut, berarti pencegahanya dari sebelum hamil sudah ditekankan, terutama waktu hamil harus benar-benar ada pemeriksaan rutin, jadi biar nanti ketika lahir jangan jadi anak stunting baru,” ucapnya.

Untuk mendukung itu lanjut dr Hendriawan, dari awal hamil sudah dilakukan pemeriksaan, dicek pemeriksaan fisik ibu hamilnya, apakah sehat atau enggak, kemudian pemeriksaan Ultrsonografi (USG) sebanyak dua kali. Kemudian Antenatal Care (ANC) nya pun otomatis minimal harus enam kali, kalau dulu hanya empat kali sekarang lebih sering.

Dengan lebih sering, maka akan lebih mudah mendeteksi penemuan kasus-kasus stunting, misalnya ibunya kurang sehat kondisi badannya. Atau waktu USG misalnya pertumbuhan janin bayinya kurang baik, karena dari USG juga sudah kelihatan dan dengan harapan kalau di USG ada pertumbuhannya janin bayinya kurang bagus.

0 Komentar