sumedangekspres, JATINANGOR – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, Polda Jawa Barat menggelar simulasi pengamanan di Markas Brimob Polda Jabar, Selasa (13/8). Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai elemen keamanan seperti Polri, TNI, Satpol PP, BPBD, dan pemadam kebakaran, yang menunjukkan sinergi antar lembaga dalam menjaga stabilitas selama Pilkada.
Kepala Bidang Humas Polda Jabar, Kombes Pol Jules Abraham Abast, menyatakan bahwa Pilkada 2024 merupakan momen krusial dalam sejarah demokrasi Indonesia. Untuk mengantisipasi potensi kerawanan, Polda Jabar telah merancang strategi pengamanan yang komprehensif.
Abast menekankan pentingnya upaya preventif guna memastikan seluruh tahapan Pilkada, mulai dari kampanye hingga penghitungan suara, berjalan lancar tanpa gangguan. Abast menjelaskan, pengamanan Pilkada akan berlangsung selama 118 hari, mulai 21 Agustus hingga 16 Desember.
Baca Juga:Denden Imadudin Tunggu Rekomendasi DPP GerindraSonia Sugian akan Menjaga Amanah dan Tepati Janji
Dengan durasi yang cukup panjang, Polda Jabar berkomitmen penuh untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama seluruh proses Pilkada. Puncaknya adalah pada 27 November, ketika masyarakat akan memberikan suara mereka.
Partisipasi TNI dan berbagai instansi terkait dalam pengamanan ini juga menjadi sorotan. Kerja sama antar lembaga ini diharapkan dapat menciptakan kondisi yang kondusif selama Pilkada, sehingga masyarakat merasa aman dalam menggunakan hak pilih mereka.
“Kolaborasi antara Polri, TNI, dan instansi terkait ini mencakup pengamanan dari tahap kampanye, masa tenang, hingga penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Semua pihak harus bekerja sama untuk memastikan Pilkada berjalan sesuai dengan rencana,” ujar Abast.
Wilayah pengamanan difokuskan pada seluruh daerah di bawah yurisdiksi Polda Jabar, kecuali Bekasi dan Depok yang memiliki pengamanan tersendiri. Selain itu, pasangan calon peserta Pilkada, kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) juga menjadi prioritas dalam pengamanan.
Abast juga menambahkan bahwa Tempat Pemungutan Suara (TPS) menjadi salah satu titik yang mendapatkan perhatian khusus. Dalam simulasi sebelumnya, pengamanan TPS menjadi fokus utama untuk memastikan tidak terjadi gangguan yang bisa merusak proses pemilihan.
Selain itu, Polda Jabar juga telah menyiapkan personel khusus yang dilatih untuk menangani potensi unjuk rasa selama masa Pilkada. Langkah preventif ini dilakukan agar setiap potensi ancaman dapat dihadapi dengan cepat dan tepat.